Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JAKARTA – Dua tahun larangan mudik berlaku, pada 2022 mudik kembali diizinkan. Hal ini menghasilkan perputaran uang di daerah sebesar Rp175 triliun dengan jumlah pemudik mencapai 85,5 juta jiwa.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amalia Adininggar Widyasusanti mengatakan, diperkirakan sekitar 85 juta orang melakukan mudik dan asumsi setiap orang belanja rata-rata Rp1,5 juta di daerah mudik, maka dapat menghasilkan Rp175 triliun.
“Mudik juga mendorong pertumbuhan UMKM di daerah. Kegiatan mudik dan lebaran tahun 2022 berpengaruh sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya pelaku usaha mikro kecil menengah di daerah,” ujar Amalia dalam Diskusi Publik Virtual melalui Zoom Meeting yang digelar Ikal Strategic Centre bertema “Repot Mudik, Desa Dapat Apa?” Rabu (18/5/2022).
Dikatakan Amalia, mudik lebaran menjadi tonggak kebangkitan UMKM di daerah setelah selama dua tahun dihantam badai Covid-19. Pada tahun 2022 ini, UMKM perlahan bangkit.
“UMKM adalah sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Diizinkannya mudik pada tahun ini, memberikan berkah pada UMKM,” kata Amalia.
Dipapaparkan Amalia, realisasi penarikan uang tunai selama periode Ramadan dan libur Lebaran 2022 mencapai Rp180,2 Triliun. Nilai tersebut meningkat 16,6 persen dibandingkan periode sama tahun 2021 yang jumlahnya Rp154,5 triliun.
“Pertumbuhan penarikan uang tunai terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Pulau Jawa menjadi wilayah dengan penarikan tunai tertinggi yakni sebesar Rp110,1 Triliun atau tumbuh 19,6 persen,” tutur Amalia.
Dampak mudik juga berpengaruh terhadap sektor pariwisata di daerah. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif masyarakat pemudik ramai berkunjung ke desa-desa wisata pada jalur sekitar mudik.
“Desa Wisata Candi Borobudur misalnya mengalami kenaikan pengunjung sebesar 100 persen. Untuk Desa Wisata Pentingsari, Kabupaten Sleman naik menjadi 1357 orang. Desa Wisata Tegalmulyo, Kabupaten Klaten naik menjadi 5000 orang,” tutur Amalia.
Dirinya juga berpesan agar rakyat Indonesia menghabiskan masa liburan, baik libur lebaran ataupun libur akhir tahun di Indonesia saja dan tidak keluar negeri. “Bagaimana momentum liburan-liburan ini di Indonesia saja dan jangan keluar negeri, sehingga dengan demikian perputaran ekonomi juga terjadi di Indonesia saja,” pungkas Amalia.