logo

Kampus

Berbasis Green Energy, Mahasiswa UNY Ciptakan Sea Water Desalination

Berbasis Green Energy, Mahasiswa UNY Ciptakan Sea Water Desalination
Tim mahasiswa UNY yang terdiri dari Yanuar Agung Fadlullah, Assadullah al Kaffah Alam, Sahid Ramandhani, Bagus Putra Setiyawan dan Khisna Rizqi Fauzia memperlihatkan alat pengubah air laut menjadi air layak minum yang dinakaman Sea Water Desalination, hasil karya mereka. (EDUWARA/Dok. UNY)
Setyono, Kampus07 November, 2023 20:47 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Berupaya mendukung perkembangan dunia kemaritiman di Daerah Istimewa Yogyakarta, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menghadirkan alat pengubah air laut menjadi air layak minum. Bahkan hasil dari alat yang dinamakan ‘Sea Water Desalination’ tersebut mampu dijadikan bahan bakar nelayan.

Alat ini dihasilkan oleh tim mahasiswa UNY yang beranggotakan Yanuar Agung Fadlullah dan Assadullah al Kaffah Alam (keduanya dari Prodi Pendidikan Teknik Mesin), Sahid Ramandhani (Prodi Pendidikan Teknik Elektronika), Bagus Putra Setiyawan (Prodi Pendidikan Mekatronika) dan Khisna Rizqi Fauzia (Prodi Kimia).

"Proyek ini didasarkan pada fakta selama berada di laut, kebutuhan air minum adalah hal yang penting terlebih untuk menjaga kesehatan dan stamina nelayan supaya dapat menjalankan pekerjaannya dengan optimal," kata Ketua Tim Yanuar Agung Fadlulla, Selasa (7/11/2023).

Faktor pendukung lainnya terkait dengan tingginya angka kebutuhan dan tingginya harga bahan bakar minyak dengan volatilitas harga yang tidak stabil. 

Dijelaskan Yanuar, teknologi desalinasi air laut menggunakan filter reverse osmosis yang diintegrasikan dengan proses elektrolisis menggunakan alat electrochemical compressor. Penggunaan teknologi ini menjadi solusi alternatif yang ramah lingkungan dan ekonomis untuk memenuhi kebutuhan energi nelayan, meningkatkan aksesibilitas, serta mengatasi sulitnya akses air minum ketika melaut. 

“Teknologi desalinasi dirancang portable mempertimbangkan analisa perancangan goldenratio sehingga cocok diimplementasikan pada dek/kabin kapal nelayan,” lanjutnya.

Pengoperasian teknologi sepenuhnya disuplai menggunakan energi listrik yang diperoleh dari solar cell. Hasil dari proses desalinasi dapat digunakan nelayan untuk memenuhi kebutuhan air minum selama melaut. Selain itu, melalui proses elektrolisis akan diperoleh hidrogen (H) dan oksigen (O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar bakar alternatif untuk menjalankan kapal.

Anggota tim lainnya, Assadullah al Kaffah Alam menambahkan penggabungan konsep energi terbarukan, proses desalinasi, dan proses elektrolisis diharapkan memberikan solusi atas masalah yang dihadapi nelayan dan meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk mendukung bidang kemaritiman di Yogyakarta. 

Dijelaskan Alam, pengembangan alat desalinasi yang terintegrasi dengan electrochemical compressor sehingga memperoleh tiga luaran sekaligus yaitu air minum, listik, serta hidrogen dan oksigen sebagai bahan bakar mesin kapal. 

“Teknologi dirancang berbasis green energy yang ramah lingkungan sekaligus mampu menghasilkan air bersih dengan jumlah lebih banyak dibandingkan alat desalinasi yang lain,” kata Alam.

Read Next