logo

Sains

BRIN Targetkan Teknologi Bus Listrik Ukuran Sedang Hadir 2024

BRIN Targetkan Teknologi Bus Listrik Ukuran Sedang Hadir 2024
Rencana anggaran OR IPT BRIN 2022. (BRIN)
Bunga NurSY, Sains14 Desember, 2021 05:45 WIB

Eduwara.com, JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik (OR IPT) menargetkan pemanfaatan teknologi untuk kendaraan bus berukuran sedang berbasis tenaga listrik terwujud pada 2024. 

Plt. Kepala OR IPT BRIN Agus Haryono mengatakan bus sedang bertenaga listrik itu merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menuju bebas emisi karbon pada 2060.

“Target untuk teknologi kendaraan listrik sampai dengan tahun 2024 adalah kendaraan bus listrik ukuran sedang. Saat ini, kami berfokus di kendaraan listrik otonom dan pengembangan baterai untuk kendaraan listrik, yang nantinya diharapkan berlisensi Indonesia, dan ini sudah masuk Prioritas Riset Nasional (PRN), sebagai upaya pemerintah menuju bebas emisi karbon pada 2060,” ungkapnya dalam Webinar Riset BRIN #1, seperti dikutip dari situs resmi BRIN pada Senin (13/12/2021).

Teknologi kendaraan listrik merupakan salah satu dari empat program yang tertuang dalam Rumah Program (RP) OR IPT 2022.Tiga teknologi lainnya, yaitu alat dan deteksi kesehatan, teknologi tepat guna, dan teknologi material maju.

Untuk RP teknologi tepat guna, lanjut Agus, fokusnya selama ini pada produk pertanian dan pangan, namun diharapkan pada 2022 juga berfokus kepada sektor energi, mineral, dan transportasi.

“Diharapkan dengan era industri 4.0, BRIN dapat mengembangkan sistem otomasi dari peralatan-peralatan yang dibutuhkan masyarakat melalui teknologi tepat guna,” tambahnya.

Sementara itu, untuk RP material maju, Agus berharap, para peneliti dapat menghasilkan kekayaan intelektual dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) berbasis teknologi lokal, dengan meningkatkan nilai tambah yang jauh lebih tinggi dibandingkan SDA aslinya. 

Pengembangan material maju dilakukan mulai dari bahan baku material, pertambangan, smelter, pemurnian, ekstraksi menjadi material, rekayasa material, hingga desain manufaktur, sehingga menghasilkan suatu produk termasuk analisis dampaknya bagi lingkungan.

Alat Kesehatan

Adapun, untuk RP Alkes dan deteksi kesehatan, Agus mengatakan, di masa pandemi seperti saat ini, hasil-hasil riset sangat ditunggu oleh masyarakat. “Kemenkes menginginkan agar alat-alat yang digunakan oleh fasilitas kesehatan diganti dari produk dalam negeri,” lanjutnya.

Produk inovasi alat kesehatan yang telah dimanfaatkan industri melalui kerja sama lisensi 2020 – 2021, diantaranya produk alat terapi oksigen beraliran tinggi dan alat penghancur jarum suntik.

Produk alat terapi oksigen beraliran tinggi, menurut Agus merupakan pencapaian luar biasa karena dapat menghasilkan penerimaan negara lebih dari Rp2 miliar. 

“Ini sangat luar biasa, penerimaan negera dari royalti sebesar 3 persen mencapai Rp2,75 miliar, imbalan kepada inventor yang diterima mencapai Rp454 juta dalam 1 tahun. Ini berkali-kali saya tekankan, jangan takut jadi periset, royalti yang diterima bisa sangat besar,” ungkap Agus.

Webinar Riset #1 merupakan rangkaian dari kegiatan BRIN Reflection and Outlook yang bertujuan untuk menapaki kembali capaian riset yang telah dicapai, sekaligus menunjukkan potensi riset berdaya guna di masa mendatang. 

Webinar Riset #1 juga menghadirkan tiga narasumber lainnya, yaitu Plt. Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Kebumian Ocky Karna Radjasa, Plt. Kepala Organisasi Riset Pengkajian dan Penerapan Teknologi Dadan Moh Nurjaman, dan Plt. Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Erna Sri Adiningsih.

Read Next