Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Mahasiswa KKN-PPM UGM Periode 4 Tahun 2021 Unit Samigaluh, Kulonprogo menggelar pelatihan pertanian organik kepada kelompok tani di dua desa di Kecamatan Samigaluh. Mereka melihat potensi besar pertanian akan semakin berkembang jika menerapkan pertanian organik.
Melalui rilisnya, perwakilan mahasiswa KKN unit Samigaluh Hesta Eka Satria mengatakan dua desa yang mendapatkan pelatihan adalah Gerbosari dan Ngargosari.
"Kedua desa ini sama-sama memiliki potensi pertanian yang butuh dikembangkan. Di Desa Gerbosari terdapat budidaya bunga krisan seluas 1,2 hektar yang perlahan menjadi agrowisata," kata Eka, Rabu (2/2/2022).
Perlahan namun pasti, ia mengatakan pembudidayaan bunga krisan bakal berkembang. Ini dibuktikan dengan keberadaan Kelompok Wanita Tani (KWT) UBBET yang rutin menggelar program seperti penyemaian benih, pembagian benih, hingga kegiatan pasca panen.
Sedangkan di Desa Ngargosari, dunia pertanian di sana mengandalkan komoditas kopi sebagai penghasilan utama. Sayangnya mesti melimpah, masyarakat belum bisa mengolah maksimal dan cenderung menjual mentah.
Melihat potensi dan kurangnya pemahaman masyarakat, mahasiswa KKN UGM Unit Samigaluh mengadakan pelatihan pada Minggu (30/1/2022). Lewat pelatihan ini masyarakat diajak mengenal Pelatihan Pertanian Organik dan Grading Kopi pada sesi pertama.
"Kami menghadirkan praktisi dunia perkopian Edi Dwi Atmaja dan dosen Fakultas Biologi UGM Dwi Umi Siswanti sebagai pembicara. Pelatihan kami gelar di Balai Desa Ngargosari," jelasnya Eka.
Sedangkan pada sesi kedua warga diajak belajar tentang pelatihan hidroponik, budikdamber dan aplikasi Biofertilizer untuk mendukung budidaya pertanian organic, yang diselenggarakan di Dusun Karang, Gerbosari. Biofertilizer merupakan pupuk organik cair yang berasal dari urin, baik itu urin hewan ternak seperti kambing dan sapi, maupun urin manusia.
Pelatihan ini diberikan kepada KWT UBBET serta perwakilan dari sembilan dasa wisma se-Dusun Karang.
"Ini sebagai upaya pemberdayaan perempuan. Kegiatan ini merupakan bentuk upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian yang ada,” terang penanggung jawab kegiatan kegiatan pelatihan Achluljanna Ramadhani Muhammad.
Terkait pelatihan ini, perwakilan dari anggota KWT UBBET Suratiyah menyatakan dirinya mendapatkan tambahan ilmu terutama tentang pembuatan pupuk organik dari urin melalui biofertilizer.
"Kami di KWT UBBET selama ini baru menggunakan pupuk organik cair yang dibuat dari sampah organik sayuran. Baru kali ini mendengar tentang biofertilizer dari urin. Nanti akan kami praktikkan di KWT," tuturnya.