Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO – Badan Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kota Solo menyelenggarakan Lomba Kreativitas dan Inovasi (Kreanova) Tahun 2022. Gelaran tahunan sejak 2015 tersebut diselenggarakan selama dua hari, Senin-Selasa (18-19/7/2022) di Gedung Solo Trade Center, Solo Technopark, Jebres, Solo.
Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kota Solo, Tri Rusnita menuturkan Kreanova Tahun 2022 diikuti dua kategori peserta.
“Ada dua kategori yakni pelajar dan masyarakat umum. Kategori terdiri atas 23 peserta dari jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat, dan 24 peserta dari Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Sedangkan kategori masyarakat juga ada dua yakni masyarakat umum yang diikuti oleh 12 peserta, dan perguruan tinggi 17 peserta,” jelas Tri Rusnita kepada Eduwara.com, Senin (18/7/2022) di sela-sela acara.
Pada awalnya, sambung Tri, ada 79 peserta yang mendaftar. Namun setelah dilaksanakan penilaian administrasi maupun proposal, peserta yang lolos yakni 76 kelompok. Hingga besok, Selasa (19/7/2022), mereka memamerkan dan mempresentasikan hasil produk inovasi masing-masing.
Tri menambahkan tujuan Kreanova 2022 adalah menjaring inovasi pelajar maupun masyarakat, baik perseorangan atau kelompok.
“Nantinya, karya mereka dapat diterapkan dan memberi kemanfaatan kepada masyarakat, penguatan ekonomi, dukungan kemandirian, peningkatan kesejahteraan, dan memegang teguh aspek kebudayaan. Harapannya, hasil dari inovasi dan kreativitas para peserta bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,” tambah dia.
Tri menyebut antusias pelajar dan masyarakat cukup tinggi dalam mengikuti gelaran tersebut. Pada awalnya kuota hanya dibuka untuk 60 peserta. Tetapi hingga hari terakhir pendaftaran, yang mendaftar mencapai 79 peserta. Oleh karena itu, pihaknya optimis untuk senantiasa mendorong kesadaran masyarakat berbudaya kreatif dan inovatif.
Setelah penetapan pemenang, lanjut Tri, mereka akan mendapatkan peluang yakni fasilitasi didaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI), pembuatan katalog lomba, dan diikutkan ke jenjang lomba yang lebih tinggi yakni tingkat provinsi hingga nasional.
“Selain itu, para pemenang akan mendapatkan pendampingan maupun implementasi melalui pra inkubasi. Harapannya, untuk menghasilkan produk atau purwarupa sehingga bisa dikomersialkan,” ujar dia.
Integrasi Data Inovasi
Tri menambahkan, seluruh hasil kreativitas dan inovasi dari peserta yang mengkuti Kreanova 2022 akan diintegrasikan ke sistem data inovasi terpusat melalui Elektronik Data Inovasi (E-Tanov). Selain berisi inovasi peserta, sistem tersebut berisi inovasi dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), masyarakat, dan pelajar di Kota Solo.
“Sistem ini memang menjadi implementasi dari aksi perubahan kinerja Balitbangda Kota Solo. Dengan E-Tanov, tentu penyediaan data secara elektronik siap pakai menjadi rujukan perencanaan, penyusunan kebijakan, maupun pelaksanaan monev bagi pemerintah Kota Solo dan stakeholder pentahelix. Sehingga mengetahui data inovasi yang sudah direplikasi atau memiliki potensi replikasi,” kata dia.
Menurut Tri, selama ini belum ada database inovasi. Melalui E-Tanov memudahkan untuk mengetahui informasi terkait inovasi-inovasi yang ada pemerintah maupun masyarakat serta peta geospasialnya bisa dilihat dan diketahui.
Pantauan Eduwara.com, para peserta memamerkan berbagai produk inovasi, mulai dari produk olahan kuliner, produk perawatan tubuh, produk anti hama tikus, teknologi digital, hingga eco print.
Sementara itu, perwakilan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Katolik Santo Mikael Solo men-display modifikasi prosteshis hand.
“Prosteshis hand ini diperuntukkan bagi orang yang cacat tangan. Yang di pasaran tidak bisa digerakkan, sedang kami modifikasi agar bisa digerakkan atau menggenggam,” kata siswa perwakilan SMK Katolik Santo Mikael yang mengikuti Kreanova 2022, Galang Seno Natakusuma.
Siswa kelas XII Teknik Pemesinan (TP) 3 itu menambahkan, alat tersebut dibuat menggunakan 3D printer dan memerlukan waktu sekitar tiga hari. Komponennya terdiri dari arduino sebagai micro controller, servo, push button, resistor, dan jumper wire.
Galang menuturkan, alat tersebut masih purwarupa karena masih menggunakan push button.
“Alat ini masih purwarupa, namun bisa mengangkat beban hingga satu setengah kilogram. Kemudian full 3D Printer, jadi sangat minim limbah. Ke depan, akan dikembangkan menggunakan sensor suara, per jari akan ditambah satu servo, dan ditambahkan panel surya,” jelas dia.
Ignatius Bismar Seno Adjie, yang juga perwakilan dari SMK Katolik Santo Mikael menambahkan, keunggulan lain modifikasi prosteshis hand adalah lebih ekonomis.
Dia menambahkan, tujuan utama dari pembuatan alat tersebut untuk membantu para penyandang disabiltas. Galang dan Bismar berencana setelah mengikuti ajang tersebut, modifikasi prosteshis hand buatan mereka akan disumbangkan kepada penyandang disabilitas di sekitar sekolah. (K. Setia Widodo)