logo

Vokasi

Ini Enam Kerangka Keilmuan yang Wajib Dikuasai Mahasiswa Poltek Nuklir

Ini Enam Kerangka Keilmuan yang Wajib Dikuasai Mahasiswa Poltek Nuklir
Sebanyak 84 mahasiswa program Sarjana Terapan Poltek Nuklir Yogyakarta mengikuti upacara wisuda pada Rabu (11/9/2024). Poltek Nuklir mewajibkan mahasiswanya menguasi enam kerangka keilmuan (Body of Knowledge). (EDUWARA/K. Setyono)
Setyono, Vokasi11 September, 2024 21:01 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Menyambut masa depan pengembangan akselerator oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai pengganti riset reaktor nuklir, Politeknik (Poltek) Nuklir Yogyakarta mewajibkan mahasiswanya menguasai enam kerangka keilmuan (Body of Knowledge).

Usai menghadiri acara wisuda yang diikuti 84 mahasiswa program Sarjana Terapan Poltek Nuklir pada Rabu (11/9/2024) di Sleman, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Iptek BRIN, Edy Giri Rachman Putra mengatakan masa depan nuklir Indonesia tidak lagi pada pengembangan reaktor, namun pada akselerator.

“Kebijakan ini seiring lahirnya RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) yang mendasari implementasi transisi energi Indonesia menuju Net Zero Emission pada 2026, dengan pemanfaatan nuklir dalam sistem energi nasional,” katanya.

Edy menjelaskan teknologi akselerator merupakan teknologi yang terus berkembang dan meningkat pemanfaatannya di berbagai bidang. Beberapa manfaat lain aplikasi dari akselerator antara lain untuk bidang bio-medicine, lingkungan, termasuk warisan budaya atau cultural heritage di Indonesia.

“Teknologi ini dapat digunakan untuk melihat suatu benda di dalam peninggalan bersejarah tanpa harus membuka atau merusaknya, atau juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan biofarmaka. Ini yang nanti kita kuatkan dalam berbagai riset nuklir, sehingga bisa menghasilkan produk,” jelasnya.

Sedangkan untuk menjawab tantangan dan kebutuhan di masa depan, menurut Edy, BRIN melihat tiga Prodi di Poltek Nuklir, yaitu Teknokimia Nuklir (TKN), Elektronika Instrumentasi (Elins), dan Elektro Mekanik (Elmek), belum sepenuhnya dapat menjawab kebutuhan spesifik vokasi ketenaganukliran.

“Sehingga diperlukan transformasi body of knowledge (BoK) sebagai dasar pengembangan kurikulum dan program studi baru, termasuk peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga pendidik, maupun pengembangan infrastruktur pendidikan vokasi ketenaganukliran,” jelasnya.

Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Iptek BRIN, Edy Giri Rachman Putra, dalam Konferensi Pers yang digelar usai Wisuda Poltek Nuklir Yogyakarta, Rabu (11/9/2024), mengatakan masa depan nuklir Indonesia tidak lagi pada pengembangan reaktor, namun pada akselerator. Kebijakan ini seiring lahirnya RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) yang mendasari implementasi transisi energi Indonesia menuju Net Zero Emission pada 2026, dengan pemanfaatan nuklir dalam sistem energi nasional. (EDUWARA/K. Setyono)

Kompetensi Kenukliran

Upacara wisuda, Rabu (11/9/2024), diikuti 84 mahasiswa Program Sarjana Terapan, yang terdiri dari 23 wisudawan Prodi Teknokimia Nuklir, 31 wisudawan dari Prodi Elektronika Instrumentasi dan 30 wisudawan darı Prodi Elektromekanika.

Pada periode kali ini Poltek Nuklir meluluskan 73 mahasiswa dengan pujian (cumlaude), yang terdiri dari 19 wisudawan Prodi Teknokimia Nuklir, 25 wisudawan dari Prodi Elektronika Instrumentasi dan 29 wisudawan dari Prodi Elektromekanika.

Direktur Poltek Nuklir, Zainal Arief, mengatakan salah satu upaya pengembangan dan perbaikan yang dilakukan ialah pada tahun ini Poltek Nuklir mendapat kepercayaan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) sebagai Lembaga Pelatihan Ketenaganukliran (LPK) Sub Lingkup Petugas Proteksi Radiasi (PPR) Industri Tingkat 1 dan Petugas Keahlian Radiografi Industri Tingkat I (OR).

“Ke depan, Poltek Nuklir terus berupaya mendidik mahasiswa dengan kompetensi kenukliran dan berkomitmen meningkatkan nilai tambah sebagai bekal terjun di dunia kerja,” jelasnya.

Selain sertifikasi kompetensi, lanjut Zainal, Poltek Nuklir juga terus mengembangkan spesifikasi di bidang ketenaganukliran melalui kurikulum. Mahasiswa diarahkan menguasai enam body of knowledge (BoK), yaitu Teknologi Pembangkit Energi Nuklir, Teknologi Analisis Nuklir dan Radiasi (Elektromekanika), Teknologi Akselerator dan Radiasi, Teknologi Instrumentasi Medik Nuklir (Elektronika Instrumentasi), dan Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka, Teknologi Proses Bahan Bakar (Teknokimia Nuklir).

Read Next