logo

Kampus

Ini Tiga Sektor Potensial yang Bisa Digarap Perguruan Tinggi

Ini Tiga Sektor Potensial yang Bisa Digarap Perguruan Tinggi
Kepala LLDIKTI I Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Saiful Anwar Matondang, dalam diskusi yang diselenggarakan SEVIMA, mengatakan ada tiga sektor potensial yang dapat digarap oleh perguruan tinggi, di mana secara berkesinambungan aktivitas tersebut harus dihilirisasi agar memberikan kontribusi pada kesejahteraan, peningkatan pendapatan, dan kemajuan bangsa. (EDUWARA/Dok. SEVIMA)
Setyono, Kampus31 Desember, 2024 06:00 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Kepala LLDIKTI I Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Saiful Anwar Matondang mengatakan ada tiga sektor potensial yang dapat digarap oleh perguruan tinggi, di mana secara berkesinambungan aktivitas tersebut harus dihilirisasi agar memberikan kontribusi pada kesejahteraan, peningkatan pendapatan, dan kemajuan bangsa.

“Penelitian mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi kerap berhenti sebagai tugas akhir atau dokumen yang bertumpuk di perpustakaan. Beberapa sudah terpublikasikan di jurnal bereputasi, tapi kerap tidak berdampak langsung kepada masyarakat,” kata Saiful Anwar Matondang dalam rilis Senin (30/12/2024).

Bagi Saiful, akademisi perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, sudah seharusnya terjun langsung ke lapangan untuk menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat. Terkait hal ini, Saiful menyebut ada tiga sektor potensial yang bisa dikembangkan perguruan tinggi yakni teknologi pangan, desa wisata, dan pengembangan UMKM untuk ekspor.

Untuk bisa optimal dalam penggarapan di tiga sektor tersebut, saat seminar hybrid yang diselenggarakan SEVIMA di Institut Teknologi (IT) Del - Toba Sumatera, Saiful menegaskan perguruan tinggi harus melakukan tiga hal penting.

“Pertama, menggali potensi penelitian untuk hilirisasi. Rumuskan dulu masalah apa yang ingin dipecahkan di masyarakat, apa potensinya dari masyarakat, baru diteliti. Jangan setelah penelitian, baru dipikirkan apa manfaatnya. Selama ini luaran penelitian sangat jarang ditindaklanjuti,” katanya.

Kedua, membuat database hasil riset, apakah unggul di bidang agribisnis, manajemen, atau teknologi informasi sehingga mereka bisa menawarkan solusi konkret kepada masyarakat, pemerintah hingga BUMN dan BUMDes untuk kolaborasi.

“Database itu juga harus bisa diakses secara mudah oleh masyarakat, misalnya lewat website atau media sosial, yang bisa menampilkan penelitian terkini buatan mahasiswa dan dosen. Sehingga, jika ada masyarakat yang tertarik menggunakan atau berkolaborasi, bisa dengan mudah menghubungi peneliti terkait,” lanjutnya.

Terakhir, mempromosikan hasil penelitian secara digital dengan memanfaatkan media sosial sebagai alat komunikasi penelitian yang efektif. Dibandingkan spanduk atau brosur, media sosial memiliki jangkauan yang lebih luas dan biaya yang lebih efisien.

Rektor IT Del, Arnaldo Marulitua Sinaga, memaparkan sebagai satu kampus terbaik di pesisir Danau Toba dan penerima ‘Anugerah Diktisaintek’, ke depan IT Del akan fokus menghasilkan penelitian di bidang teknologi kekinian, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), keamanan siber (cyber security), dan industri kecerdasan (knowledge based economy). 

Read Next