Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JAKARTA—Keterkaitan antara warisan dan literature budaya keagamaan dengan upaya menghadapi tantangan global masa depan menjadi tema utama dalam penyelenggaraan International Symposium On Religious Literature and Heritage (Islage 2021).
Acara tersebut digelar oleh Kementerian Agama lewat Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Balitbang Diklat Kemenag (LKKMO), bekerjasama dengan Program Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang; dan Research Centre For Islamic History, Art and Culture (IRCICA) yang berkedudukan di Turki.
Dilansir dari siaran pers Kemenag pada Jumat (02/12/2021), event kali ketiga ini digelar secara hybrid dengan mengusung tema “Religious Cultural Heritage and Literature in Facing Global Challenges”.
Kepala Balitbang Diklat Kemenag Achmad Gunaryo mengatakan tema Islage 2021 mengandung paradoks, sebab berbicara tentang warisan budaya keagamaan yang berorientasi pada masa lalu, sekaligus membahas tantangan global yang berorientasi masa kini dan masa depan.
“Dengan disrupsi global pandemi Covid-19 saat ini, diskusi tentang warisan agama dan budaya—terutama yang berkaitan dengan cara kuno menghadapi tantangan serupa—menemukan momentumnya,” ungkap Kaban Gunaryo saat membuka kegiatan secara daring, Selasa (30/11/2021).
Menurutnya, beberapa studi yang dilakukan Puslitbang LKKMO berkaitan erat dengan tema Islage ke-3 ini. Studi tersebut mengenai mitigasi bencana berdasarkan kitab suci, penilaian buku pendidikan agama, dan publikasi jurnal heritage.
Gunaryo berharap simposium ini menjadi awal dari kerja sama akademik yang berkelanjutan, serta membuka kesempatan untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan jaringan.
“Kami beruntung dapat bermitra dengan IRCICA Turki yang minat dan komitmennya terhadap seni dan budaya keagamaan sangat luar biasa. Kami menyambut rekan-rekan dari IRCICA untuk melakukan studi atau mempublikasikan hasilnya bersama,” ujar Gunaryo.
Islage ke-3 dihadiri Kepala Puslitbang LKKMO Arskal Salim, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Zainuddin, Tenaga Ahli Menteri Agama Mahmud Syaltout, dan 12 pembicara internasional yang mewakili kepakaran bidang Lektur Keagamaan, Warisan Budaya, dan Pengobatan Tradisional.
Untuk dialog akademik, kegiatan ini menghadirkan pula 73 pembicara paralel dari Indonesia, Turki, Nigeria, Amerika Serikat, Sudan, dan Uzbekistan.