logo

Sekolah Kita

Pandemi Covid-19, SMP Batik Solo Terapkan PAS Sistem Hybrid

Pandemi Covid-19, SMP Batik Solo Terapkan PAS Sistem Hybrid
Siswa SMP Batik Solo melaksanakan Penilaian Akhir Semester secara luring di sekolahan, Rabu (1/12/2021). Eduwara.com/M. Diky Praditia
Redaksi, Sekolah Kita02 Desember, 2021 10:44 WIB

Eduwara.com, SOLO—SMP Batik Solo melaksanakan Penilaian Akhir Semester (PAS) dengan sistem hybrid, mulai Senin (29/11/2021). Sebagian siswa mengerjakan PAS secara daring di rumah, sebagian lain mengerjakan secara luring di sekolah.

Kepala Sekolah SMP Batik Solo, Ceket P Suroso, saat ditemui Eduwara.com di ruang kerjannya, Rabu (1/12/2021) mengungkapkan, siswa masuk sekolah secara bergantian. Sistem itu digunakan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di masa pandemi ini. 

"Sepertiga siswa menjalankan PAS di sekolah. Sedangkan yang lain di rumah masing-masing. Mereka bergantian, misal hari ini yang di sekolah siswa kelas IX, besok kelas VIII, dan lusa kelas VII. Jadi, tiap hari hanya satu angkatan saja," kata Ceket P Suroso yang akrab di sapa Pak Cepe. 

Dengan sistem seperti itu, menurut Pak Cepe , PAS tidak akan menimbulkan kerumunan di sekolah saat pandemi Covid-19. Selain itu, giliran tersebut dapat menghindari terjadinya kecemburuan antar siswa, karena semuanya merasakan PAS secara luring.

Sekolah menjamin PAS yang diselenggarakan secara luring menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Siswa yang hendak masuk ke sekolah diharuskan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menggunakan hand sanitizer yang sudah disediakan, dan dicek suhu tubuhnya.

Protokol Kesehatan

"Sebelum PAS,  sebenarnya sekolah sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Itu sudah kami lakukan cukup lama, hampir setahun. Kuota untuk PTM sebanyak 50 persen siswa. Namun kami pastikan tetap menerapkan protokol kesehatan," ujar Pak Cepe. 

Kepala Sekolah SMP Batik Solo, Ceket P Suroso. (Eduwara.com/M. Diky Praditia)

 

Dia menjelaskan, sejak awal dimulai PTM sampai dengan sekarang, SMP Batik Solo berupaya menjalankan protokol kesehatan secara ketat di lingkungan sekolah. Bahkan penjemputan siswa pun sudah diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi kerumunan.

Pihak sekolah membuat tanda atau stiker untuk ditempelkan di kendaraan masing-masing wali murid yang menjemput siswa. Hal tersebut agar mudah dikenali. 

"Ketika penjemput masuk gerbang, satpam akan mengecek dan bertanya kepada wali murid siapa yang akan dijemput. Lalu satpam menghubungi bagian Tata Usaha (TU) menggunakan handie talkie (HT). Kemudian TU mengumumkan nama siswa yang dijemput. Jadi siswa keluarnya satu-satu," jelas dia.

Hal semacam itu, menurut Pak Cepe, dilakukan dengan tujuan memimalisasi keramaian dan komunikasi verbal antar siswa. Sehingga potensi penularan virus Covid-19 di lingkungan SMP Batik Solo menjadi kecil atau bahkan tidak ada. (M. Diky Praditia)

 

 

Editor: Riyanta

Read Next