logo

Vokasi

Ke Lapangan, Cara Merdeka Belajar SMKN 3 Yogyakarta

Ke Lapangan, Cara Merdeka Belajar SMKN 3 Yogyakarta
SMKN 3 Yogyakarta (EDUWARA/Setyono)
Setyono, Vokasi20 Januari, 2022 12:00 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Sebagai salah satu sekolah menengah kejuruan tertua di Kota Yogyakarta, SMKN 3 berhasil menemukan metode pembelajaran efektif bagi anak didiknya. Siswa diajak ke lapangan untuk menemukan masalah dan mencari solusinya.

Didirikan pada 1965, pergantian nama menjadi SMKN 3 Kota Yogyakarta atau disingkat Skagata ini baru diresmikan pada 1997. Sekolah yang beralamatkan di Jalan RW Monginsidi No 2 Yogyakarta ini memiliki delapan program keahlian dengan jumlah siswa 1.982 orang yang terbagi dalam 60 rombongan belajar (rombel).

"Konsep siswa turun ke lapangan sesuai dengan program keahlian sudah sejak lama kami terapkan. Jauh sebelum konsep merdeka belajar hadir," kata Kepala Sekolah Skagata Bujang Sadri, Kamis (20/1/2022).

Sebagai guru yang sarat pengalaman, Sabri mengatakan dengan turun ke lapangan anak didik tidak hanya menerapkan materi pembelajaran yang didapatkan dari teori. Namun mereka ditantang untuk belajar nyata menghadapi masalah dunia kerja.

Sabri mencontohkan, bagaimana mana setiap tahun anak didik program keahlian teknik listrik diajak ke berbagai ruang publik untuk menemukan masalah yang terjadi pada jaringan lampu penerangan dan mencari solusi bersama.

"Meski dilakukan bergilir, konsep ini membuat siswa tidak bosan dan kami anggap efektif dalam pembelajaran. Para guru pendamping memberikan kebebasan siswa menyelesaikan masalah dengan mencari solusi bersama temannya," lanjut Sabri.

Dampaknya, selain meningkatkan pemahaman serta pengalaman anak didik pada bidang keahlian yang ditekuni. Konsep ini ternyata membuka peluang kerjasama Skagata dengan dunia industri.

Beberapa siswa SMKN 3 Yogyakarta tengah menyelesaikan tugas dari guru. Jauh sebelum konsep Merdeka Belajar dihadirkan, sekolah kejuruan tertua di Kota Yogyakarta ini sudah menerapkan ‘turun ke lapangan sesuai dengan program keahlian’ sebagai model pembelajaran. Guru pendamping memberikan kebebasan  siswa menyelesaikan masalah dengan mencari solusi bersama temannya.  (EDUWARA/Setyono)

Dari delapan program keahlian yaitu Multimedia, Teknik Komputer dan Jaringan, Teknik Otomotif, Teknik Pemesinan, Desain Pemodelan, Bisnis Konstruksi, Teknik Audio Video, dan Teknik Listrik, dua program keahlian yaitu Teknik Pemesinan dan Teknik Otomotif sudah digandeng oleh PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (YPTI) serta PT Honda Prospect Motor.

Dalam kerjasama ini, YPTI bersedia memasok beberapa elemen untuk dipasang pada mesin industri yang dihasilkan siswa. Sedangkan Honda menghadirkan satu kelas khusus, memberikan kurikulum dan kesempatan praktik, bahkan bekerja di Honda.

"Program kerjasama ini sepenuhnya melibatkan anak didik kami yang duduk di kelas XII. Ini menjadi kebanggaan, terlebih Teknik Permesinan ditunjuk Kemendikbudristek sebagai program unggulan dalam program SMK Pusat Keunggulan 2021," terang Sabri.

Lewat program dari kementerian ini, Teknik Permesinan mendapatkan berbagai dukungan dana maupun peralatan. Tidak hanya itu, pengembangan dan pelatihan SDM juga disediakan oleh pusat.

Program ini dihadirkan kementerian dengan menyediakan kurikulum dan pembelajarannya berbasis produk atau jasa pada setiap kompetensi keahlian, SDM yang unggul memiliki kompetensi dengan sertifikat uji kompetensi, tata kelola manajemen yang baik serta ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai.

Sebagai sekolah yang pernah dikukuhkan menjadi sekolah Center of Excellence (CoE) di 2020 lalu, Sabri juga mengatakan tantangan era Industri 4.0 menuju ke 5.0 akan ditandai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi digital yang  pesat.

Dirinya meminta pendidik berupaya sungguh-sungguh untuk mengantisipasinya dan mengikutinya agar mampu menghasilkan SDM mumpuni, kompetitif dan unggul sehingga mampu hidup dengan perubahan yang ada tetap menjaga nilai-nilai kearifan budaya lokal.

"Pendidikan investasi masa depan. Sekolah hanya sarana pengembangan minat, bakat dan potensi serta membekali karakter, pengetahuan dan keterampilan bagi anak didik menyongsong permasalahan kekinian," tutupnya.

Read Next