logo

Sekolah Kita

Di SMPN 6 Yogyakarta, Literasi Diajarkan Lewat Cerita

Di SMPN 6 Yogyakarta, Literasi Diajarkan Lewat Cerita
SMPN 6 Kota Yogyakarta (EDUWARA/Setyono)
Setyono, Sekolah Kita19 Januari, 2022 12:41 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Digagas pada empat lima tahun silam, seluruh siswa di SMPN 6 Kota Yogyakarta diajarkan literasi dengan konsep mendengarkan cerita lalu menulis ulang. Puncaknya, kehadiran 'Tugu Literasi' menjadi langkah dan memberikan inspirasi agar warga sekolah terus berkarya.

Ditemui Eduwara.com, Bidang Humas SMPN 6 Kota Yogyakarta Wijarnaka Bayu Margana menerangkan program pengenalan literasi ini merupakan satu program unggulan sekolah. Sebelumnya sekolah ini ditetapkan sebagai sekolah Adiwiyata DIY pada 2021.

"Jadi kita menggagas pengenalan literasi, yang mutlak dibutuhkan untuk menjawab tantangan perkembangan zaman ini sejak empat atau lima tahun lalu. Gaungnya memang terlihat saat peresmian Tugu Literasi, Senin (17/1/2022) kemarin," kata Bayu, Selasa (18/1/2022). 

Sekolah memilih mengenalkan literasi dengan mengajak seluruh siswa untuk mendengarkan cerita atau pengalaman yang dibacakan oleh guru atau perwakilan siswa di jam pertama setiap Senin dan Kamis.

Selama satu jam mata pelajaran, kurang lebih 40 menit, usai mendengarkan cerita yang dibacakan, siswa kemudian diminta untuk meringkas atau merangkum isi dan pesan yang disampaikan dalam cerita tersebut. 

"Lewat jurnal setiap siswa diminta menulis ulang. Kemudian sebulan sekali jurnal itu dikumpulkan untuk dinilai oleh para guru. Tahun lalu, tulisan-tulisan terbaik dari siswa dan guru dijadikan dua buku," katanya.

Program ini oleh sekolah dihadirkan dengan tujuan agar siswa SMPN 6 Kota Yogyakarta mau tidak mau mendengarkan, membaca dan merangkum. Sebab tiga hal itu merupakan inti dari literasi yaitu membaca, menulis dan menghitung. 

Guru-guru SMPN 6 Kota Yogya di depan Tugu Literasi yang terletak di sisi timur halaman sekolah. Tugu yang didesain oleh guru Seni SMPN 6 Kota Yogyakarta, Usmanto, memuat tiga simbol literasi, yaitu pensil, buku dan globe.  (EDUWARA/Setyono)

Lewat program ini anak dibiasakan gemar menulis, membaca dan tentu saja yang melakukan perhitungan lewat kisah atau cerita yang diperdengarkan. Selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring kemarin, Bayu mengatakan program ini dijalankan dengan mengirim siswa link sebagai bahan bacaan.

Demikian juga dengan program 'Dinding Bicara' yang menampilkan berbagai karya siswa di berbagai sudut dinding seluruh sekolah. Para siswa dimotivasi untuk menghasilkan karya terbaik seperti rekan-rekannya.

"Kita tidak akan berhenti dalam program literasi, karena ini memang yang dibutuhkan sekarang ini untuk menghadapi perkembangan jaman. Kita terus kembangkan sesuai tantangannya," jelasnya.

Tugu Literasi

Berdiri di sisi timur halaman sekolah, Tugu Literasi yang memiliki ketinggian tiga meter dan lebar sekitar lima meter ini memuat tiga simbol literasi. Pensil, buku dan globe. Tugu ini didesain oleh guru seni SMPN 6 Kota Yogyakarta, Usmanto.

"Karya ini bukan sekedar dihargai sebagai sebuah karya. Namun ada proses membuka cakrawala yang ditandai dengan globe, pensil dan buku. Di sana, siswa diminta terus berkarya. Tidak hanya menulis. Tetapi semua bidang," ucap Bayu.

Dilansir dari rilis Pemkot Jogja, Kepala Sekolah SMPN 6 Kota Yogyakarta Titik Sugiarti mengatakan, peresmian oleh Wakil Walikota Heroe Poerwadi tidak hanya perihal tugu saja melainkan menjadi langkah dan diharapkan mampu memberikan inspirasi agar terus berkarya.

"Literasi bukan sekedar baca tulis, literasi sangat luas dan bermakna sangat besar. Oleh sebab itu dengan adanya literasi banyak karya yang akan terlihat dari para siswa siswi SMPN 6 Yogyakarta," jelasnya.

Ia berharap, tugu literasi ini menjadi semakin menambah semangat bagi para siswa, guru dan karyawan untuk terus menginspirasi dan terus berprestasi dengan kemampuan membaca, menulis dan menghitung sebagai modal maju di kancah dunia baik di tingkat nasional maupun internasional.

Read Next