logo

Gagasan

Lestarikan Alam dan Sejarah, Gunungkidul Instruksikan Tanam Pohon Langka

15 Maret, 2023 23:30 WIB
Lestarikan Alam dan Sejarah, Gunungkidul Instruksikan Tanam Pohon Langka
Bupati Gunungkidul Sunaryanta meresmikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Rabu (15/3/2023). Pada kesempatan tersebut, dilaunching pula program penanaman tanaman keras, yang ditandai dengan pemberian secara simbolis bibit tanaman kepada kepala desa oleh Bupati Gunungkidul. (EDUWARA/Dok. Humas Pemkab Gunungkidul)

Eduwara.com, JOGJA – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluarkan kebijakan pelestarian tanaman langka di wilayahnya. Seluruh sekolah, kantor, dan instansi diminta menanam sebanyak 22 pohon endemik.

Melalui surat perintah bernomor 500.3.1.1/ 2023, Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan sekolah dan lainnya wajib melaksanakan program ini.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul, Hary Sukomono mengatakan, penanaman tanaman langka dalam rangka melestarikan keanekaragaman hayati dan melestarikan nilai sejarah penamaan dusun atau desa.

"Tanaman langka yang ditanam adalah jenis asli di wilayah masing-masing," kata Hary usai meresmikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Nglipar, Rabu (15/3/2023).

Dinas Pendidikan Gunungkidul diminta menginstruksikan kepada kepala sekolah untuk menanam di masing- masing sekolah. Demikian juga kepada Kepala OPD di lingkungan Pemkab Gunungkidul, tanaman langka wajib ditanam di masing masing kantor. 

"Ada 22 tanaman yang diinstruksikan untuk ditanam. Ke depan diharapkan masyarakat bisa mencari sendiri dan ditanam secara mandiri," paparnya.

Launching program penanaman tanaman keras ini secara simbolis sudah dilaksanakan dengan pemberian bibit tanaman kepada kepala desa oleh Bupati Gunungkidul.

"Sebanyak-banyaknya ditanam, dirawat, kita harapkan partisipasi masyarakat untuk mengikuti program ini," kata Sunaryanta.

Dua puluh dua jenis tanaman keras yang wajib ditanam di antaranya, Kepuh (Sterculia foetida), Kutu (Bridelia stipularis), Laban (Vitec pubescens), Lo (Ficus glumerata roxb), Mojo (Feroniella lucida), Preh (Ficus ribes), Pulai (Alstonia schlaris), Rempelas (Ficus ampelas), Asam Jawa (Tamarindus indica), dan Bintaos (Wrightia javanica).

Kemudian, Klumpit (Terminalia microcaroa), Bendo (Artocarpus elasticus), Bulu (Ficus Elasticus), Ilat-ilat (Ficus callosa), Ipik (Ficus superba), Kepil (Nauclea subdita), Serut (Streblus asper), Talok Lanang (Grewia paniculata), Tebelo Pusuh (Cinchona spec), Dlingsem (Homalium tomentosum), Winong (Tetrameles nudiflora) dan Santigi.

Read Next