Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Dekan Faultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta As Martadani Noor mengingatkan para mahasiswa yang lulus dari fakultasnya perlu menyadari perannya sebagai intelektual yang solutif dalam menghadapi tumpukan masalah sosial di tengah masyarakat.
Pada Sabtu (24/2/2024), UWM Yogyakarta menggelar Upacara Wisuda ke-64 dengan melibatkan 277 sarjana baru, yang terdiri dari 269 wisudawan/wisudawati jenjang S-1 dan 8 orang jenjang S-2. Prosesi wisuda dilaksanakan di Pendopo Agung UWM Yogyakarta, yang terletak di Gamping, Sleman.
Dalam wisuda tersebut, Fisipol UWM Yogyakarta meluluskan 40 lulusan, yang terdiri dari 31 orang dari Program Studi Administrasi Publik (Prodi AP), 6 orang dari Prodi Sosiologi dan 3 orang dari Prodi Ilmu Komunikasi.
“Lulus kuliah merupakan tahapan pendalaman dari ilmu yang sudah dipelajari selama sekolah dan kuliah. Sedangkan persoalan di tengah masyarakat dan menemukan solusi dari masalah yang ada, ini merupakan tahapan baru yang disebut pendalaman ilmu pengetahuan dengan persoalan nyata di masyarakat,” kata Martadani, dalam rilis Sabtu (24/2/2024).
Lulusan perguruan tinggi manapun, menurut Martadani, akan dilihat oleh masyarakat seberapa peran dan besar sumbangan dalam menyelesaikan masalah secara cepat dan tepat.
Dari semua wisudawan Fisipol UWM Yogyakarta, Martadani mengucapkan selamat atas capaian Ari Sona (Prodi AP) yang menjadi lulusan terbaik dengan IPK 3,92, dengan masa lulus 3,5 tahun.
Studi Lanjut
Pada kesempatan tersebut, Rektor UWM Yogyakarta Edy Suandi Hamid menambahkan, peran sebagai intelektual solutif bisa diekspresikan oleh lulusan Fisipol UWM Yogyakarta terhadap persoalan kontekstual, seperti masalah pasca Pemilu 2024.
“Sebagai lulusan yang berlatar belakang Ilmu Administrasi Publik dan Sosiologi, jangan diam saja melihat persoalan-persoalan pasca pemilihan presiden dan legislatif,” jelasnya.
Peran menyelesaikan masalah menjadi indikator bagaimana ijazah yang diterima sebagai sarjana baru memiliki makna di tengah masyarakat, dengan menjadikan berperan dalam mengatasi persoalan sosial, politik, dan masalah lainnya.
Edy menyarankan, intelektual bidang Administrasi Publik, Sosiologi dan Ilmu Komunikasi perlu merencanakan studi lanjut (S2). Saat ini, tawaran beasiswa sangat banyak dari berbagai lembaga pemerintah dan nonpemerintah.
“Akses beasiswa, kuliah lagi. Sebagai intelektual lulusan perguruan tinggi, lanjutkan belajar karena belajar tidak pernah selesai. Saya sebagai profesor tidak lelah belajar, terus membaca,” ungkapnya.
Wisuda ini menjadi momentum kemajuan baru UWM Yogyakarta karena universitas melahirkan perdana Sarjana Magister (S2) Hukum, yaitu Vicki Dwi Purnomo. Ia menjadi wisudawan Magister Hukum pertama, terbaik dengan IPK 3,98 untuk jenjang S2.
Selain diikuti 40 lulusan dari Fisipol UWM Yogyakarta, wisuda tersebut juga diikuti 16 orang dari Prodi Akuntansi, 10 orang dari Prodi Manajemen, 2 orang dari Prodi Kewirausahaan, 172 orang dari Prodi Hukum, 13 orang dari Prodi Arsitektur, 8 orang dari Prodi Teknik Industri, 8 orang dari Prodi Teknologi Pangan dan Prodi Magister Hukum sebanyak 8 orang.
Dari 277 wisudawan/wisudawati tersebut, 96 wisudawan atau 34,65 persen di antaranya memperoleh predikat cumlaude. Dengan wisuda kali ini, jumlah lulusan UWM Yogyakarta tercatat telah berjumlah 9.756 orang.