logo

Kampus

Mahasiswa KKN MBKM UNS Kenalkan Wayang Lewat Media Kardus

Mahasiswa KKN MBKM UNS Kenalkan Wayang Lewat Media Kardus
Mahasiswa UNS yang tergabung dalam Kelompok KKN 73 mengenalkan metode pembuatan wayang sebagai upaya pelestarian kebudayaan kepada siswa-siswi SD Negeri Sawahan 2, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Selain menyelenggarakan workshop membuat wayang kulit dari media kardus, dalam program KKN MBKM ini, mereka juga mengajak siswa-siswi SDN Sawahan 2 belajar menyungging atau melukis wayang sesuai kreativitas masing-masing siswa sebelum dimainkan. (EDUWARA/Dok. UNS)
Setyono, Kampus12 Maret, 2024 21:34 WIB

Eduwara.com, SURAKARTA – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 73 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memilih mengenalkan metode pembuatan wayang sebagai upaya pelestarian kebudayaan kepada siswa sekolah dasar (SD). Tema yang dipilih dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta generasi muda kepada kebudayaan Jawa.

Dalam rilis yang dikirimkan ke Eduwara.com, Selasa (12/3/2024), Ketua Kelompok KKN 73 UNS Rakha Alfirdaus Hikmatyar mengatakan selama program kerja yang berlangsung mulai Januari sampai Maret 2024 ini, kelompoknya menjadikan SDN Sawahan 2 di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah sebagai tempat pelaksanaan kegiatan.

“Kami menyelenggarakan workshop yang melibatkan seluruh murid di SDN Sawahan 2 dengan mengajarkan mereka membuat wayang kulit berbahan kardus. Siswa diajari juga menyungging atau melukis wayang sesuai kreativitas siswa masing-masing sebelum dimainkan,” kata mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS angkatan 2020 ini.

Dipaparkan Rakha, kelompok KKN 73 UNS juga menjadikan wayang kayon sebagai bahan pembelajaran. Ini karena wayang kayon memiliki makna simbol kehidupan dan kayon divisualisasikan dalam bentuk berbagai gambaran tentang kehidupan alam semesta.

Kelompok KKN 73 UNS berharap program kerja ini menjadikan siswa SDN Sawahan 2 lebih mengenal tentang budaya Jawa yang mulai luntur dan ditinggalkan anak-anak, khususnya budaya wayang.

“Kami ingin menumbuhkembangkan kecintaan terhadap budaya Jawa karena melestarikan budaya bukan hanya tentang menjaga warisan masa lalu,” tegasnya.

Secara umum, lanjut Rakha, melestarikan budaya juga memberikan landasan keberlanjutan, identitas, dan kesejahteraan masyarakat keseluruhan karena memainkan peran kunci dalam membangun pemahaman dan toleransi antarbangsa, mengurangi konflik, dan memperkaya perspektif global.

Investasi Masa Depan

Sesuai dengan amanat Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Ahmad Yunus, saat pelepasan mahasiswa KKN UNS pada 15 Januari lalu bahwa tujuan KKN MBKM ini salah satunya adalah untuk mendekatkan mahasiswa kepada masyarakat.

Diamanatkan, lewat KKN mahasiswa UNS menjadi tahu kondisi sosial, budaya masyarakat serta potensi desa yang menjadi lokasi. Apa yang ditemukan di lokasi KKN tersebut diharapkan bisa diangkat dalam tulisan ilmiah atau dalam bentuk skripsi.

“Temukan suatu permasalahan dan pemecahan berdasarkan metode ilmiah sehingga pemecahannya bisa dalam bentuk inovasi,” kata Ahmad dalam amanatnya saat pelepasan mahasiswa KKN UNS.

Di lapangan, pelestarian kebudayaan memegang peranan penting dalam memelihara identitas dan warisan budaya suatu masyarakat. Kebudayaan mencakup segala aspek kehidupan, termasuk bahasa, seni, adat istiadat, dan nilai-nilai yang diteruskan dari generasi ke generasi.

Dengan melestarikan kebudayaan, akar sejarah akan terus terjaga dan memahami asal-usul serta perkembangan suatu bangsa. Selain itu, kebudayaan juga menjadi fondasi bagi solidaritas sosial dan rasa kebersamaan dalam masyarakat.

Melestarikan kebudayaan dinilai dapat merangsang rasa kebanggaan dan identitas nasional, serta memupuk toleransi antarbudaya. Keberagaman budaya yang dijaga dapat menjadi sumber inspirasi untuk inovasi dan kreativitas dalam berbagai bidang, seperti seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Oleh karena itu, melestarikan kebudayaan bukan hanya menjaga warisan nenek moyang, tetapi juga merupakan investasi untuk masa depan yang kaya dan beragam.

Selain Rakha, kelompok KKN 73 UNS terdiri dari tujuh mahasiswa lainnya, yaitu Akbar Sigit Sucahyo dari Fakultas Teknik (FT),  Marius Mahisa Titan Susilo (FT), Maharani Dewi Kusumaning Tyas dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fatiha Alya Riswanda (FT), Wilda Arifati (FIB), Diffa Deff Tiara Pricilia (FT) dan Raihanah Inas Islami dari Fakultas Pertanian (FP).

Read Next