logo

Kampus

Menjadi Kampus Tanpa Rokok, UMY Raih Penghargaan Kementerian Kesehatan

Menjadi Kampus Tanpa Rokok, UMY Raih Penghargaan Kementerian Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) meraih penghargaan sebagai Kampus Sehat, kategori Implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dari Kementerian Kesehatan. Penghargaan diberikan Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, di Aula Kementerian Kesehatan, Kamis (8/6/2023). (EDUWARA/Dok. UMY)
Setyono, Kampus12 Juni, 2023 19:40 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) meraih penghargaan sebagai Kampus Sehat, kategori Implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dari Kementerian Kesehatan pada Kamis (8/6/2023). Penghargaan diberikan Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, di Aula Kementerian Kesehatan.

"Hanya dua kampus yang menerima penghargaan kategori ini. Selain UMY, kampus lainnya adalah Universitas Sebelas Maret," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK UMY  Faris Al-Fadhat,  Senin (12/6/2023).

Turut dalam penerimaan penghargaan ini, anggota Tim Kampus Sehat Senyaman Taman UMY, Iman Permana.

Faris menerangkan program Kampus Sehat Senyaman Taman sebenarnya sudah dicanangkan dalam beberapa tahun terakhir ini. Kebijakan kawasan kampus tanpa rokok di UMY telah diterapkan sejak lama dengan menerapkan larangan merokok di area kampus dan juga terus mengampanyekan Kampus Anti Rokok dengan mendirikan unit-unit pendukungnya. 

Dalam pelaksanaan kebijakan Kampus Tanpa Rokok, UMY telah memiliki kebijakan aturan yang tertuang dalam keputusan rektor tentang bebas asap rokok di kampus. Dimana tidak boleh merokok di dalam lingkungan kampus. 

"Jadi semua kampus UMY itu harus steril dari rokok," ucapnya.

Pendirian Unit Pendukung

Langkah kedua adalah mendukung kampanye anti rokok itu dengan mendirikan unit-unit pendukung, misalnya ada "Muhammadiyah Steps" yang mengampanyekan bagaimana bahayanya asap rokok, bahayanya tembakau dan lain-lain.

Lalu, ada juga unit pendukung yaitu Tim Kampus Sehat Senyaman Taman yang mengampanyekan untuk berhenti merokok dengan memasang poster baliho yang mendorong agar mahasiswa itu hidup sehat.

Program Kampus Tanpa Rokok tersebut juga telah disosialisasikan kepada dosen, tendik  dan mahasiswa dengan menerapkan peraturan disiplin mahasiswa tentang larangan merokok, mengimbau dosen-dosen dan tendik agar tidak merokok dalam aktivitas sehari-hari ketika berada di kampus, serta memberikan teguran kepada siapapun yang didapati merokok di area kampus. 

"Orang merokok atau tidak itu haknya mereka. Tapi, kami berharap mereka tidak merokok di area kampus. Karena kami ingin membuat kampus UMY ini sebagai kampus yang sehat dan hijau," tutur dosen Prodi Hubungan Internasional UMY ini lagi.

Selain itu, untuk terus mempertahankan UMY sebagai Kampus Tanpa Rokok, lanjut Faris, UMY akan terus mengampanyekan dan mempertahankan kebijakan sebagai kampus sehat serta terus melakukan kontrol kesehatan kepada dosen serta mengadakan kegiatan senam rutin kepada civitas academica. 

"Agar kami tetap bisa mempertahankan penghargaan ini,  awareness terhadap kesehatan juga harus tetap tinggi. Yang paling penting sebenarnya bukan hanya kebijakan tapi kesadaran bahwa sehat itu penting. Kesadaran inilah yang bisa menjaga semangat kita untuk tetap menciptakan UMY itu sebagai kampus yang sehat ke depannya," pungkasnya. 

Read Next