Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Sebagai komitmen mewujudkan literasi sebagai prioritas pembangunan nasional, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) meluncurkan program pembagian 101.000 buku ke 101 desa dan 180 relawan literasi untuk 180 kabupaten/kota.
Di tengah tantangan era digital dan kecerdasan buatan yang memicu banjir informasi tidak valid, Perpusnas memandang tanpa literasi akan membuat generasi muda rentan mengalami brain rot atau kemunduran kognitif.
Hal ini disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional, Adin Bondar saat penutupan ‘Festival Literasi 2025’ di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (23/9/2025).
“Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN Nasional), literasi ditempatkan sebagai prioritas pembangunan nasional. Skala prioritas ini kita dukung sepenuhnya dengan menjalankan tiga pilar program, yakni penguatan budaya baca dan kecakapan literasi, pengarusutamaan Asta Nusantara, serta standarisasi dan akreditasi perpustakaan," paparnya.
Adin menegaskan literasi adalah modal insani dan investasi utama pembangunan nasional. Literasi juga disebut Adin, sebagai kata kunci negara maju dalam meningkatkan kualitas SDM yang kuat. Literasi bukan hanya sekadar membaca, menulis, atau berhitung, tapi juga kemampuan berpikir kritis, menganalisis, menilai, hingga mencipta.
“Dan, itu hanya bisa ditempuh melalui budaya baca dan kecakapan literasi. Ia menyebut, literasi memiliki multipliereffect terhadap berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga kesejahteraan ekonomi,” katanya.
Adin menambahkan, UNESCO mencatat kesenjangan literasi berbanding lurus dengan kesenjangan pendapatan di sebuah negara. Negara dengan budaya baca kuat seperti di Eropa dan Asia Timur, terbukti lebih sejahtera. Sebaliknya, negara dengan budaya baca rendah cenderung memiliki kesenjangan sosial, upah rendah, dan kualitas kesehatan yang tertinggal.
Kualitas Hidup
Di Gunungkidul, Perpusnas menyalurkan berbagai dukungan berupa tiga unit mobil perpustakaan keliling, pojok baca digital dengan smart TV dan konektivitas internet. Pada 2025, Perpusnas juga membagikan 101 ribu buku bacaan bermutu untuk 101 desa serta membentuk 180 relawan literasi di 180 kabupaten kota, termasuk Gunungkidul, sebagai mitra strategis untuk mendampingi masyarakat.
Selain itu, Perpusnas juga menerbitkan 25 komik anak berseri dari naskah kuno, serta memperluas ruang baca hingga rumah ibadah lewat kolaborasi dengan Kementerian Desa.
“Perpustakaan hadir demi martabat bangsa, dan transformasi berbasis inklusi sosial adalah jalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara nyata,” tutupnya.
Festival Literasi 2025 yang berlangsung Jumat-Selasa (19-23/9/2025) di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Gunungkidul, mengusung tema ‘Peran Perpustakaan dalam Menginspirasi Perubahaan melalui Literasi untuk Kesejahteraan’.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menekankan pentingnya literasi sebagai jalan meningkatkan kualitas hidup serta menegaskan transformasi perpustakaan dari sekadar ruang baca menjadi pusat kegiatan masyarakat yang inklusif dan produktif.
“Kalau perpustakaan hanya untuk baca dan pinjam buku, ke depan akan seperti museum. Maka, kita geser value-nya, menjadi pusat kegiatan masyarakat. Di desa-desa, kini tumbuh perpustakaan yang hidup dengan aktivitas kewirausahaan, edukasi digital, sampai komunitas senam,” ujarnya.
Di Gunungkidul, saat ini sudah ada 62 perpustakaan dari 144 desa yang bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Bahkan ada perpustakaan yang juga menjadi ruang senam, latihan seni, hingga pengembangan ekonomi kreatif.
“Gerakan literasi tak bisa dilakukan pemerintah saja, tapi harus digerakkan bersama keluarga, sekolah, komunitas, hingga pelaku usaha. Saya percaya dengan gotong royong, kita bisa wujudkan Gunungkidul sebagai Kabupaten Literasi yang berdaya saing dan sejahtera,” tegasnya.
Dalam gelar wicara ini juga diumumkan sejumlah pemenang lomba literasi, di antaranya Liona Zahwatul Khanza (SD Sidorejo Semin) juara 1 Lomba Bertutur, Dwi Yuliana Sari (SMPN 3 Ponjong) juara 1 Lomba Resensi, serta Probo Dwi Atmono (SDN Candibari I Karangmojo) juara 1 Lomba Video Konten Literasi.