logo

Kampus

UNU Yogyakarta Latih Kader Muda NU Jadi Agent of Change

UNU Yogyakarta Latih Kader Muda NU Jadi Agent of Change
Para peserta pelatihan bertajuk ‘Peningkatan Kapasitas Kaum Muda NU untuk Turut Serta Mewujudkan Anak-anak dan Remaja Indonesia yang Kreatif, Tangguh dan Adaptif’ berfoto bersama di Kampus UNU Yogyakarta. Pelatihan yang diselenggarakan oleh UNU Yogyakarta ini bertujuan untuk menyiapkan kader muda NU sebagai agen perubahan (agent of change) dan pelopor pembangunan dan transformasi masyarakat. (EDUWARA/Dok. PWNU DIY)
Setyono, Kampus17 Desember, 2023 20:59 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Berkolaborasi dengan beberapa lembaga, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan bagi kader muda NU untuk menjadi pelopor bagi pembangunan dan transformasi masyarakat. Berlangsung dua hari penuh, Sabtu-Minggu (16-17/12/2023), kader muda NU ini dipersiapkan menjadi agen perubahan (Agent of Change).

Bertajuk ‘Peningkatan Kapasitas Kaum Muda NU untuk Turut Serta Mewujudkan Anak-anak dan Remaja Indonesia yang Kreatif, Tangguh dan Adaptif’, pelatihan tersebut menyasar anak-anak usia 10 sampai 22 tahun. Pelatihan ini diikuti kurang lebih 220 peserta yang terbagi dalam 10 kelompok belajar terlibat.

Kepala Pusat Studi Kependudukan dan Kesejahteraan Keluarga (Pusdeka) UNU Yogyakarta, Rindang Farihah, menerangkan program pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU), Satgas GKMNU, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).

“Satu dekade ke depan, Indonesia mengalami puncak bonus demografi. Kami ingin ikut berperan dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia yang kreatif, tangguh dan adaptif,” terang Rindang Farihah dalam rilis, Minggu (17/12/2023).

Peserta mendapatkan pelatihan tentang kemampuan berpikir kritis dengan perspektif qur’ani, mengenali diri sendiri, mengenali macam-macam emosi diri sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat ketika menghadapi persoalan.

Mereka juga dibekali keterampilan analisis sosial, pengorganisasian, kepeloporan agar mereka siap menjadi agent of change.

“NU ingin mewujudkan generasi muda yang unggul dan profesional untuk kemaslahatan Indonesia melalui pemahaman dan praktik nilai-nilai aswaja an-nahdliyah serta mabadi’ khoiro ummah sejak dini,” katanya.

Inklusi Sosial

Satgas GKMNU DIY, Rika Iffati Farihah, menjelaskan program ini merupakan bagian penting dari proses kaderisasi agar anak muda Indonesia menjadi generasi tangguh, berperspektif gender, inklusif dan kreatif yang siap membangun masa depan yang lebih baik.

“Dalam program ini mereka juga dibekali dan dikuatkan mengenai perspektif dan praktik kesetaraan gender dan inklusi sosial,” ucapnya.

Ketua PW IPNU DIY, Didi Manarul Hadi, menyampaikan program ini sangat strategis untuk mengawal anak muda NU sejak usia sekolah dasar (SD) dalam menjawab tantangan zaman, serta mendorong untuk melakukan transformasi terhadap realitas peradaban hari ini dan masa depan. 

Di samping itu, program pelatihan ini juga menjawab kebutuhan anak muda Indonesia yang hari ini sedang menghadapi bonus demografi, supaya anak muda mampu berinovasi, produktif, dan menjadi pelopor  dalam membangun  bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

Wakil Ketua PWNU DIY, Amin Fauzan, memastikan program pelatihan kader muda ini sesuai dengan tema satu abad NU ‘Merawat Jagad dan Membangun Peradaban’.

“Ini harus digaungkan oleh seluruh pengurus, banom dan jama’ah NU. Membangun peradaban selama ini identik dengan dunia. Harusnya imbang dunia dan akhirat sebagai gerakan Mabadi’ Khoiro Ummah,” tegasnya.

Sebagai umat terbaik yang berdaya, ke depan para kader mudalah yang menentukan arah perjalanan bangsa menuju maslahah (kebaikan) melalui karakter as shidqu (jujur) amanah, ta’awun (saling menolong) dan istiqomah (bersikap teguh) sejak dini.

Read Next