logo

Sains

30 Jenis Primata di Indonesia Terancam Punah pada 2050

30 Jenis Primata di Indonesia Terancam Punah pada 2050
Orang Utan Kalimantan (KLHK)
Bunga NurSY, Sains08 Maret, 2022 14:59 WIB

Eduwara.com, BOGOR—Sekitar 30 jenis primata di Indonesia terancam punah pada 2050 sebagai dampak dari perubahan iklim.

Hal itu diungkapkan Aryo Adhi Condro, Mahasiswa Program Doktoral IPB University yang mengeksplorasi dampak dari perubahan iklim terhadap primata di Indonesia melalui pendekatan pemodelan relung ekologi. 

Bersama timnya di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University, Aryo mengungkapkan sekitar 30 jenis primata di Indonesia akan punah pada 2050.

 “Sekitar 30 jenis primata Indonesia akan punah akibat perubahan iklim, termasuk Orang Utan Sumatra dan Kukang Jawa. Angka ini setara dengan separuh dari total spesies primata yang ditemukan di tanah air,” terangnya seperti dikutip dari situs resmi IPB University, Selasa (08/03/2022). 

Menurutnya, selain penyusutan lahan, kenaikan suhu udara regional juga dipercaya dapat menyebabkan penurunan metabolisme dan penurunan laju reproduksi primata-primata tersebut. Hal lainnya yang meningkatkan ancaman kepunahan adalah penurunan kelimpahan pakan.

Sementara itu, terkait dengan dampak Ibu Kota Negara (IKN) yang akan dipindahkan menuju Pulau Kalimantan, Aryo menjelaskan bahwa apabila ditinjau dari aspek ekologis, orang utan memiliki kemampuan adaptivitas yang relatif tinggi, seperti Orang Utan Tapanuli dan Orang Utan Sumatra. 

“Selain itu, berdasarkan data Population and Habitat Viability Analysis (PHVA), tidak ditemukan habitat eksisting untuk orang utan Kalimantan di wilayah calon IKN. Namun, apabila ada populasi di dalam IKN, orangutan Kalimantan akan sangat sensitif terhadap perubahan lahan yang pastinya akan terjadi ketika pembangunan infrastruktur ibukota baru,” terangnya.

Aryo menambahkan selain orang utan, banyak pula satwa liar lainnya yang terancam, baik di daratan maupun di laut. “Mereka berpotensi dapat terancam akibat pengembangan kawasan IKN. Contohnya seperti bekantan, pesut, dugong, lumba-lumba dan penyu,” imbuhnya. 

Pada kesempatan ini, Aryo memberi peringatan bahwa perubahan iklim akan berdampak sangat nyata bagi biodiversitas Indonesia.

“Jika kita tidak segera bertindak melindungi kelangsungan kawasan konservasi, maka ancaman lingkungan akan terus mengurangi populasi primata dengan cepat,” tutupnya.

Read Next