logo

Kampus

Ana Fauzia, Wisudawan Terbaik UMM Sarat Prestasi

Ana Fauzia, Wisudawan Terbaik UMM Sarat Prestasi
Ana Fauzia, mahasiswa FH UMM (EDUWARA/Istimewa)
Fathul Muin, Kampus29 Maret, 2022 05:29 WIB

Eduwara.com, MALANG — Raih puluhan prestasi akademik dan non-akademik selama masa perkuliahan, Ana Fauzia, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), berhasil menjadi wisudawan terbaik pada Wisuda UMM yang ke-103, Senin (28/3/2022). 

Pada wisuda yang berlangsung secara luring di Dome UMM dan daring tersebut, Ana bahkan ditetapkan sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mawapres).

Ana, sapaan akrabnya, bercerita bahwa dirinya telah sering mengikuti perlombaan sejak sekolah dasar (SD). Kebiasaannya tersebut terus ia lakukan sampai menginjak bangku perkuliahan. Alih-alih membiasakan diri sebagai mahasiswa baru (maba), dia langsung mengikuti perlombaan tingkat nasional dua bulan setelah diterima menjadi mahasiswa UMM.

"Mungkin karena sudah terbiasa dengan berbagai kompetisi, makanya saya langsung mencari perlombaan apa yang bisa saya ikuti meskipun masih berstatus maba," katanya.

Prestasi pertama yang didapatkan Ana selama perkuliahan adalah meraih juara tiga Lomba Debat Nasional yang diadakan oleh Universitas Hasanuddin pada 2018. Sejak memenangkan kejuaraan tersebut, dia terus mengikuti lomba-lomba lainnya, utamanya di bidang kepenulisan dan public speaking.

Tak jarang anak kedua dari tiga bersaudara ini menghadapi kesulitan, baik dari aspek persiapan hingga saat kompetisi berlangsung. Salah satu lomba tersebut adalah Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

"Biasanya lomba-lomba yang saya ikuti ada di bidang yang saya sukai. Jadi saya tidak merasa berat ketika menjalani proses perkuliahan dan persiapan lomba," ucapnya. 

Namun untuk Pilmapres, menurut Ana, tantangannya sangat besar. Tidak hanya bersaing dengan mahasiswa berprestasi dari berbagai universitas swasta, dia juga harus berkompetisi dengan mahasiswa berprestasi dari berbagai universitas negeri.

"Alhamdulillah saya dapat meraih peringkat ke-7 dalam perlombaan tersebut," ungkap mahasiswa Fakultas Hukum itu.

Hak Berprestasi

Ada satu hal yang terus memacu Ana untuk memenangkan perlombaan dan meraih juara, yakni beberapa orang sering meremehkan mahasiswa yang berasal dari universitas swasta. Mahasiswa dari universitas swasta kadang dipandang tidak lebih baik daripada mahasiswa yang berasal dari kampus negeri. 

"Saya berusaha sekuat tenaga untuk mematahkan anggapan tersebut. Dari mana pun seseorang berasal, ia punya hak untuk sukses dan meraih prestasi," katanya.

Terkait cara menyeimbangkan sisi akademik dan non-akademik, dia mengatakan, tidak terlalu kuwalahan mengatur waktu. Proses perkuliahan yang berlangsung secara online membuatnya fleksibel dalam mengatur persiapan lomba maupun tugas-tugas yang diberikan oleh dosen.

"Pihak kampus juga sangat mendukung dan menghargai mahasiswa yang akan berlomba," katanya.

Beberapa dukungan yang dilakukan kampus, yakni keringanan berupa dispensasi kuliah, memberi uang transportasi saat akan berlomba, sampai ke pemberian hadiah jika berhasil memenangkan lomba.

“Apresiasi yang dilakukan oleh kampus membuat saya lebih bersemangat untuk bersaing,” katanya.

Meskipun tidak ada kendala dalam mengatur waktu, namun hari-hari buruk juga pernah menghampiri Ana pada masa perkuliahan. Untuk mengatasi hal tersebut Ana selalu melakukan evaluasi kerja. Evaluasi ini berguna agar Ana maupun tim tidak mengalami masalah yang sama di kemudian hari.

"Ada satu peribahasa yang saya suka yaitu, semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin yang menerpanya. Hal itu juga bermakna bahwa untuk menjadi orang yang besar maka semakin banyak pula cobaan yang akan dihadapi. Jadi saya menganggap kendala apa pun yang sedang menimpa saya adalah proses untuk menjadi orang yang lebih baik lagi," ujarnya.

Read Next