logo

Art

Bakal Direvitalisasi, Ini Pentingnya Kelestarian Bahasa Daerah

Bakal Direvitalisasi, Ini Pentingnya Kelestarian Bahasa Daerah
Asistant General For Education UNESCO Stefania Giannini dalam Webinar Merdeka Belajar Episode Ketujuh Belas dengan tema “Revitalisasi Bahasa Daerah” Selasa (22/2/2022) yang digelar Kemendikbudristek (Eduwara/Bhakti)
Bhakti Hariani, Art22 Februari, 2022 16:57 WIB

Eduwara.com, JAKARTA – Revitalisasi bahasa daerah yang akan dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi pada tahun 2022 mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak.

Salah satunya adalah Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian yang menilai bahasa menunjukkan peradaban dan budaya serta tradisi yang harus dilestarikan. 

“Mari kita jaga kelestarian bahasa daerah kita masing-masing. Tetap lestarikan dan jangan sampai punah,” kata Tito dalam Webinar Merdeka Belajar Episode Ketujuh Belas dengan tema “Revitalisasi Bahasa Daerah” Selasa (22/2/2022) yang digelar Kemendikbudristek.

Tak hanya dari dalam negeri, upaya Kemendikbudristek untuk merevitalisasi bahasa daerah pun banyak mendapat dukungan, salah satunya dari Asistant General For Education UNESCO Stefania Giannini. 

Stefania mengatakan jika bahasa daerah termasuk dalam kondisi kritis, maka bersama bahasa daerah itu, budaya dunia dan sistem pengetahuan leluhur ikut terancam punah. 

Tujuan dilakukannya pelindungan dan pelestarian bahasa, kata Stefania Giannini adalah menjamin hak masyarakat adat untuk melestarikan, merevitalisasi, dan mempromosikan bahasa mereka, dan mengarusutamakan keragaman bahasa dan multibahasa ke dalam semua pembangunan berkelanjutan yang berjalan. 

“Kita harus memastikan bahwa teknologi digital mendukung penggunaan dan pelestarian bahasa dan keragaman bahasa ini,” tutur Stefania.

Senada, Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Syaiful Huda menyampaikan momen Hari Bahasa Ibu Internasional harus dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk melestarikan dan mengajarkan bahasa daerah kepada generasi muda. 

“Ini bagian dari menciptakan generasi yang cinta, dan punya karakter terhadap dirinya. Karena itu, kembali ke bahasa daerah menjadi bagian dari upaya kita (pemerintah) untuk mencetak anak-anak kita untuk berkarakter sebagaimana bahasa ibunya,” papar Syaiful.

Revitalisasi bahasa daerah ini akan menyasar 1.491 komunitas penutur bahasa daerah, 29.370 guru, 17.955 kepala sekolah, 1.175 pengawas, serta 1,5 juta siswa di 15.236 sekolah. 

Penyusunan Model Pembelajaran

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi Nadiem Anwar Makarim menuturkan, untuk komunitas penutur bahasa daerah, Kemendikbudristek akan melibatkan secara intensif keluarga, para maestro, dan pegiat pelindungan bahasa dan sastra dalam penyusunan model pembelajaran bahasa daerah, pengayaan materi bahasa daerah dalam kurikulum, dan perumusan muatan lokal kebahasaan dan kesastraan. 

Kemendikbudristek akan melatih para guru utama serta guru-guru bahasa daerah, mengadopsi prinsip fleksibiltas, inovatif, kreatif, dan menyenangkan yang berpusat kepada siswa; mengadaptasi model pembelajaran sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing; serta membangun kreativitas melalui bengkel bahasa dan sastra. 

“Nanti siswanya dapat memilih materi sesuai dengan minatnya. Bangga menggunakan bahasa daerah dalam komunikasi. Didorong untuk mempublikasikan hasil karyanya, ditambah liputan media massa dan media sosial, dan didorong untuk mengikuti festival berjenjang di tingkat kelompok/pusat pembelajaran, kabupaten/kota, dan provinsi,” ujar Nadiem.  

Read Next