logo

Sains

BRIN-IPB Teliti Perubahan Karakteristik Hewan dan Tumbuhan di Kebun Raya Bogor

BRIN-IPB Teliti Perubahan Karakteristik Hewan dan Tumbuhan di Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor (Kebun Raya Bogor)
Bunga NurSY, Sains24 November, 2021 12:00 WIB

Eduwara.com, JAKARTA—Badan Riset dan Inovasi Nasional bersama dengan Institus Pertanian Bogor secara bertahap melakukan penelitian mengenai perubahan karakteristik hewan dan tumbuhan dari faktor cahaya, polusi udara, dan polusi suara di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. 

Sejak September 2021, periset BRIN melakukan penelitian dengan memanfaatkan platform riset di area Kebun Raya Bogor. 

Plt Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor BRIN Sukma Surya Kusumah mengatakan, ada tiga riset yang dilakukan untuk melihat perubahan karakteristik hewan dan tumbuhan. Dalam perkembangannya, para periset BRIN berkolaborasi dengan peneliti dari IPB.

Sukma menjelaskan, desain penelitian pertama mengenai topik Permodelan Spasial Dampak Cahaya Malam Buatan terhadap Kesehatan Tumbuhan Menggunakan Unmanned Aerial Vehicle dan Pembelajaran Mesin (Studi Kasus Kebun Raya Bogor).

Ia menyebutkan, penelitian tersebut akan mengidentifikasi area dan tumbuhan yang terpapar cahaya malam buatan baik dari dalam maupun luar kawasan Kebun Raya Bogor.

Kemudian, menganalisis dampak cahaya malam buatan terhadap kandungan klorofil dan nitrogen pada daun tumbuhan yang terpapar, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dampak cahaya malam buatan terhadap tumbuhan serta membangun model spasial kerentanan tumbuhan terhadap cahaya malam buatan.

“Penelitian yang akan dilakukan selama setahun dari Januari hingga Desember 2022 tersebut akan mengambil sampel dari sekitar 300 pohon untuk sampel,” terangnya dalam siaran pers BRIN, Rabu (24/11/2021). 

Adapun, penelitian ke dua adalah mengenai Analisis Pengaruh Cahaya Malam Buatan / Artificial Light at Night (ALAN) pada Fungsi-fungsi Ekofisiologi Beberapa Jenis Tumbuhan Tropis Kebun Raya Bogor. 

Penelitian yang telah dimulai sejak November 2021 dan direncanakan akan selesai pada Desember 2022 ini dilakukan oleh tim peneliti Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Pusat Riset Fisika, dan OR Tenaga Nuklir, serta IPB.

“Parameter yang akan diamati dalam penelitian tersebut antara lain panjang daun, luas daun, ketebalan daun, warna daun, kerapatan stomata, konduktansi stomata, klorofil total, laju fotosintesis, laju rerspirasi, senyawa metabolit sekunder, dan ekspresi gen,” papar Sukma.

Lebih lanjut ia mengatakan, studi lapangan dan studi eksperimental botani yang dilakukan dalam penelitian ini akan berjalan selama enam bulan. Studi lapangan akan menggunakan kurang lebih 24 sampel per jenis dan studi eksperimental akan menggunakan 162 sampel per jenis.

Cahaya Glow

Sementara itu, Plt. Deputi bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN Yan Rianto menyatakan, Kebun Raya Bogor sebagai platform riset memberikan tantangan dan peluang bagi peneliti lintas disiplin ilmu. 

“Salah satu area yang menjadi lokasi penelitian tersebut adalah pelaksanaan night botanical garden di area Glow yang dibuka terbatas secara jumlah pengunjung, lokasi, dan waktu, menyesuaikan kebutuhan riset. Dalam prosesnya, para peneliti akan melakukan riset komparatif di beberapa titik Kebun Raya Bogor dan memungkinkan juga melakukannya di beberapa kebun raya lainnya,” tandasnya.

Sebagai informasi, Glow merupakan sebuah platform riset dan inovasi program edukasi yang dilakukan BRIN, untuk menyampaikan pengetahuan bidang hayati kepada publik dalam bentuk visual yang komunikatif. Aktivitas Glow berlangsung pada malam hari dengan memanfaatkan teknologi cahaya yang dinamis.

Studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya mengenai Dampak Teknologi Cahaya Glow terhadap Serangga telah dilakukan di bulan September 2021 pada kondisi bulan penuh dan bulan mati. Serangga yang mencolok terlihat tertarik dengan cahaya Glow adalah koloni lebah madu raksasa Apis dorsata. 

Dari hasil pengamatan, dapat terlihat jelas bahwa kelimpahan lebah Apis dorsata lebih tinggi saat fase bulan mati dibandingkan ketika fase bulan penuh,” jelas Encilia, Peneliti Pusat Riset Biologi BRIN.

Untuk riset berikutnya, ia bersama Profesor Hari Sutrisno dan tim peneliti Pusat Riset Biologi BRIN lainnya akan melakukan komparasi keanekaragaman serangga antara zona gelap dan terang, komparasi pengaplikasian cahaya Glow di Kebun Raya Bogor pada beberapa titik lokasi, serta penelitian tentang salah satu jenis polinator yang bermigrasi dan menjadikan KRB sebagai tempat bersarang. 

 

Read Next