Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, DEPOK – Kemunculan penyakit hepatitis akut di beberapa negara belakangan ini, meresahkan banyak pihak terutama orang tua. Berbagai antisipasi dilakukan untuk pencegahan hepatitis yang menyerang anak di usia 0-16 tahun ini.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan anak makanan yang sarat dengan gizi, salah satunya protein yang memegang peranan penting.
Dokter Spesialis Anak RS Mitra Keluarga Cibubur Syarifah Hanum mengatakan, hepatitis akut berat yang tidak diketahui penyebabnya diduga ditemukan di Indonesia pertama kali pada 16—30 April 2022. Terdapat tiga dugaan kasus hepatitis anak di Indonesia dilaporkan meninggal dunia.
“Mengapa disebut hepatitis yang tidak diketahui penyebabnya? Karena ditemukan tanda hepatitis baik dari pemeriksaan fisik maupun lab. Pemeriksaan lab ini untuk menentukan penyebab yang selama ini dikenal A, B, C, D, dan E semuanya negatif,” papar Syarifah dalam Webinar Kesehatan “Anak Sehat, Siapa Takut, Bye Bye Hepatitis Akut” Kenali Hepatitis Akut Sebelum Terlambat yang digelar oleh Dinas Kesehatan Kota Depok yang diikuti sejumlah sekolah, kader PKK, kader posyandu, dan masyarakat umum, Jumat (13/5/2022).
Dipaparkan Syarifah, mencegah penularan hepatitis yang berkaitan dengan saluran cerna dilakukan dengan cara rutin mencuci tangan dengan sabun, pastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan dengan orang lain, hindari kontak dengan orang sakit, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
Adapun, pencegahan yang berkaitan dengan saluran nafas adalah dengan mengurangi mobilitas, menggunakan masker iika bepergian, menjaga jarak dengan orang lain, menghindari keramaian atau kerumunan.
“Untuk menjaga kesehatan anak, berikan mereka makanan bergizi yang kaya akan protein. Protein adalah zat gizi terbaik yang dibutuhkan anak. Bila anak menyukai telur, jangan batasi konsumsi telur mereka hanya satu butir sehari, konsumsi telur sangat bagus untuk menjaga kesehatan anak karena kaya akan protein,” papar Hanum.
Sejumlah gejala dan tanda hepatitis pada anak dikatakan Hanum yakni demam, mual muntah dan diare, nafsu makan berkurang, mudah lelah, kencing berwarna kecoklatan seperti teh, terjadi pembesaran hati, nyeri perut kanan atas, warna kulit dan area putih pada mata menjadi kuning.
“Apa yang bisa kita lakukan? Jangan panik, pertama kita harus menjaga kesehatan dengan makanan bergizi, cukup istirahat dan jangan biarkan anak terus menerus bermain game di gadget yang dilengkapi internet, perbanyak aktivitas di luar ruangan seperti bermain di taman atau berjalan kaki di pagi hari, pastikan anak mendapatkan imunisasi,” tutur Hanum.
Orang tua juga harus siaga melihat tanda jika anak mengalami perburukan dan harus segera ke fasilitas kesehatan, baik ke puskesmas, rumah sakit. Diungkap Hanum, jika anak muntah dan diare terus menerus dan tidak bisa minum sama sekali, dehidrasi, lemas banyak tidur, warna kuning pada mata dan kulit, urine gelap seperti teh, tinja berwarna pucat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati menuturkan, Pemerintah Kota Depok telah mengeluarkan Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Nomor 443.32/1485-SURVIM perihal Kewaspadaan Terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya.
“Jika ada kasus potensial sesuai dengan gejala dan definisi operasional hepatitis akut yang tidak diketahi etiologinya dapat melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota Depok,” ujar Mary.
Dinas kesehatan juga telah membuat alur rujukan pasien hepatitis akut. Sejumlah puskesmas di Depok juga dapat melayani pemeriksaan SPGT dan SGOT secara berkala.