Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Selama dua tahun berturut-turut, yaitu 2021 dan 2022, Kota Yogyakarta berhasil menjadi juara umum Kompetisi Bahasa dan Sastra Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Karena itu, pada penyelenggaraan Kompetisi Bahasa dan Sastra Tingkat DIY Tahun 2023, diharapkan Kontingen Bahasa dan Sastra dari Kota Yogyakarta mampu mempertahankan prestasi dan predikat sebagai juara umum.
“Kompetisi Bahasa dan Sastra ini merupakan kegiatan berjenjang yang dilaksanakan di Kota Yogyakarta hingga tingkat DIY,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, Jumat (18/8/2023).
Kontingen Bahasa dan Sastra dari Kota Yogyakarta Tahun 2023 diperkuat 45 anggota yang berasal dari 14 kecamatan. Mereka telah mengikuti Kompetisi Bahasa dan Sastra Tingkat Kota Yogyakarta di Taman Pintar pada 3-5 Juli 2023.
Kontingen Bahasa dan Sastra Kota Yogyakarta Tahun 2023 akan mengikuti tujuh jenis lomba, yaitu Maca Cerkak, Maca Geguritan, Macapat, Alih Aksara, Sesorah, Panatacara dan Mendongeng. Kompetisi Bahasa dan Sastra Tingkat DIY Tahun 2023 terdiri dari 15 jenis kategori lomba, yang terbagi dalam jenjang anak, remaja dan dewasa.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo menyampaikan apresiasi dan rasa bangga dengan banyaknya anak, remaja hingga dewasa yang melu handarbeni dan saiyeg saeka praya mengembangkan, melestarikan bahasa dan sastra Jawa melalui kegiatan Kompetisi Bahasa dan Sastra.
Melalui pelestarian bahasa dan budaya akan menjadi media untuk melatih generasi muda tentang adat, sopan santun dan etika.
“Kurikulum Bahasa Jawa, yang merupakan muatan lokal dari mulai tingkat SD sampai dengan sekolah menengah, memang sudah diimplementasikan. Tetapi, bagaimana praktik sehari-harinya inilah yang kemudian untuk kita lihat bersama, bagaimana pelestarian bahasa dan budaya membentuk etika dan sopan santun,” kata Singgih.
Poin Penting
Singgih juga menegaskan kejuaraan bukanlah tujuan utama, tetapi proses dalam pelestarian bahasa dan sastra dapat diimplementasikan sehari-hari adalah poin pentingnya.
“Kalau di kompetisi itu mendapatkan juara adalah bonus. Kami sampaikan bahwa siapa lagi kalau bukan kita yang melestarikan bahasa dan sastra, karena ini adalah satu tantangan di mana sekarang ini pengaruh global cukup tinggi. Maka dari bahasa dan sastra Jawa ini yang kemudian harus terus kita gelorakan dan terus dilestarikan dalam kehidupan sehari-hari, pasti itu akan juga mencerminkan budaya kita, bagaimana kita beretika,” terangnya.
Salah satu anggota kontingen termuda Kontingen Bahasa dan Sastra Kota Yogyakarta Tahun 2023, Farranissa Adya Aznii (8), asal Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta, mengaku menyukai geguritan saat masih sangat kecil.
“Aku suka geguritan saat aku masih sangat kecil. Aku latihannya kalau pas ada waktu karena sibuk sekolah. Biasanya, aku berlatih di depan kaca biar bisa melihat ekspresiku,” ucapnya.