logo

Art

Dosen dan Mahasiswa UMY Bawa Isu Lingkungan Lewat Pertunjukan Budaya di Konferensi Kolkata

Dosen dan Mahasiswa UMY Bawa Isu Lingkungan Lewat Pertunjukan Budaya di Konferensi Kolkata
Busana berkonsep slow fashion dengan teknik eco-printing karya dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Puthut Ardianto ditampilkan dalam konferensi internasional yang diselenggarakan Asian Confluence dan Consulate General America di Kolkata, India pada 21-22 November 2022. (EDUWARA/Dok. UMY)
Setyono, Art03 Desember, 2022 05:42 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Dosen Pendidikan Bahasa Asing Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PBI UMY) Puthut Ardianto bertolak ke Kolkata, India menghadiri program ‘Reimagine and Reconnect: Indo-Pacific Synergies Through the Lens of Culture’.  

Ini merupakan sebuah konferensi yang diselenggarakan Asian Confluence dan Consulate General America di Kolkata, India pada 21-22 November 2022. Selain Indonesia, delapan negara dari Indo-Pasifik yang telah lolos seleksi proposal pada 2021 juga hadir.

Dihubungi pada Jumat (2/12/2022), Puthut menerangkan acara ini merupakan diskusi yang membicarakan isu strategis yang dikemas melalui pertunjukan budaya.  

"Ini adalah acara bertemunya negara-negara Indo Pacific untuk berdiskusi beberapa topik: trade, maritime, environment and ecology. Konsep acaranya dikemas dalam sebuah pertunjukan budaya. Tujuannya kita sesama negara di Indo Pacific ini bisa menemukan kesamaan dan bisa saling terhubung satu sama lain untuk menjawab isu global tersebut," ujar Puthut. 

Selain aktif sebagai dosen PBI UMY, Puthut juga aktif di Asosiasi Eco-Printer Indonesia (AEPI) sebagai Ketua Umum. Sejalan dengan program dan juga bidang yang ia tekuni, dalam acara ini Puthut tidak segan mengambil tema lingkungan dalam konferensinya. 

"Dalam konferensi ini tema yang saya ambil adalah Environmentand Ecology. Yaitu, bagaimana isu-isu lingkungan saat ini dipresentasikan dalam pementasan budaya yang kemudian dibahas dengan para praktisi dan akademisi yang ahli di bidangnya," terangnya. 

Slow Fashion

Pada kegiatan ini, Puthut akan menyampaikan keprihatinannya pada kondisi lingkungan dan alam sekitar melalui sebuah pementasan budaya yang berjudul Renja Dewangga, an Eco-Fashion and Cultural Walk

Renja dalam bahasa Latin berarti daun, sedangkan Dewangga dalam Bahasa Sansekerta bisa diartikan kain yang indah. Pertunjukan ini merupakan kombinasi antara tembang Macapat, tari klasik gaya Yogyakarta, dan parade eco-fashion

"Di awal penampilan, saya membawakan macapat Pangkur yang telah digubah dalam Bahasa Inggris. Kemudian memainkan dua tokoh wayang Rama dan Sinta dengan membawakan dialog menyikapi isu-isu lingkungan yang sempat terjadi di Indonesia, terutama maraknya trendfast fashion di kalangan masyarakat dan ketidakpedulian akan limbah fashion yang dihasilkan," imbuhnya.

Puthut menyampaikan jika dialog antara Rama dan Sinta ditutup dengan sekar macapat Dhandanggula yang mengawali digaungkannya kampanye slow fashion movement dengan parade yang dibawakan oleh penampil dari India dengan mengenakan busana konsep slow fashion dengan teknik eco-printing

Puthut juga datang bersama dua mahasiswa UMY yang turut ambil bagian dalam pementasan tersebut, mereka adalah Duhita Kalyana Diwyacitta, dan Muhammad Zacky Hidayat. 

Tiga penampil dari India juga turut memeriahkan pementasan yang digawangi langsung oleh Puthut tersebut. Tiga orang India tersebut yaitu Sriradha Paul, Sameek Ghosh, dan Devasish Pradhan. Puthut menjelaskan jika penampil dari India itu tampil dengan menggunakan kain Saree Ecoprint buatannya. 

Jiwa seni dan budaya Indonesia Puthut sudah mendarah daging, namun ia juga tidak lupa dengan dunia pendidikan yang ia geluti.

"Saya percaya bahwa mengajar adalah sebuah seni pertunjukan. Ruang kelas merupakan panggung untuk guru dan siswa mengaplikasikan skenario pembelajaran," tambah Puthut.  

Konferensi ini juga mendatangkan 40 pembicara, 75 penari dan pemusik dari negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Sri Lanka, Thailand, Myanmar, Filipina, Vietnam, Bangladesh, Bhutan, Nepal, dan Amerika Serikat.

Read Next