Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Kepedulian mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) terhadap pelestarian dan pemanfaatan sampah daur ulang dibuktikan dengan menghadirkan produk seni futuristic berupa robot action figure.
Dinamakan ‘Ferrumium’, karya ini memanfaatkan limbah korek api gas dan botol plastik bekas sebagai bahan baku utama serta menggabungkan unsur digital berupa teknologi Augmented Reality (AR).
Ferrumium merupakan karya lima mahasiswa Fakultas Teknik (FT) UGM yang terdiri dari Yohanes Mario Putra Bagus, Muhammad Iqbal Fajri, Stephanie Chika Devanesa, Daniarto Bintang Putra Megantara dan Muhammad Fachrurrozy.
"Karya ini terisnpirasi dari terhadap series Mecha, seperti Gundam dan Transformer. Keprihatinan saya terhadap persoalan sampah memancing kami berinovasi menyulap limbah berupa korek api gas, botol plastik, dan kayu menjadi action figure estetik dan bernilai ekonomi,” kata Ketua Tim Mario, Rabu (11/10/2023).
Pada karyanya, penggunaan bahan baku korek api gas membuat Ferrumium seolah-olah terbuat dari metal layaknya robot pada umumnya. Pemanfaatan teknologi AR juga menjadi ciri khas Ferrumium dari miniatur robot lainnya.
Tokoh Pewayangan
Ferrumium mengadopsi berbagai tokoh pewayangan sebagai karakter, seperti Puntadewa-23, Janaka-04, Werkudara-02, dan masih banyak lagi. Penggunaan tokoh dan karakter pewayangan ditujukkan untuk mempromosikan kearifan lokal berupa cerita pewayangan yang saat ini kurang digemari oleh masyarakat.
"Setiap karakter memiliki keunikan masing-masing berdasarkan cerita dalam pewayangan. Dengan fitur AR, pembeli dapat menikmati 3D modeling melalui aplikasi Ferrumium," ujarnya.
Meskipun berbahan dasar barang bekas, Ferrumium tidak memiliki tampilan yang lusuh atau terkesan seadanya. Ferrumium dibuat sedemikian rupa dengan memperhatikan detail dan estetika action figure sehingga termanifestasi sebagai karya seni dengan tampilan visual yang sangat menarik. Action figure ini memiliki struktur yang kokoh sehingga dapat dimainkan selayaknya Action Figure.
Selain menjadi produk koleksi, Ferrumium juga hadir sebagai sarana edukasi dengan penamaan karakter yang didasarkan pada kisah tokoh pewayangan. Ini membantu dalam pengenalan dan pelestarian budaya bangsa agar tidak terkikis oleh perkembangan zaman.
Saat ini, Ferrumium masih dalam tahap pengembangan dan belum dipasarkan secara luas. Namun, Mario mengatakan bahwa ia dan timnya berencana untuk memasarkan Ferrumium secara online dan offline dalam waktu dekat.