Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, DEPOK - Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) merancang sebuah aplikasi bagi lansia bernama Aplikasi Kontrol Hipertensi atau AKSI.
Ketua Pengmas FKM UI Atik Nurwahyuni mengatakan, aplikasi ini dirancang untuk memantau faktor-faktor risiko penyebab hipertensi.
Dengan demikian, kegiatan pemantauan kesehatan bagi lansia yang biasanya dilakukan di Pos Binaan Terpadu (Posbindu) yang saat ini ditiadakan karena pandemi Covid-19, dapat tetap dilaksanakan walaupun dengan cara yang berbeda.
“Aplikasi yang dikembangkan berbasis KoboToolbox ini dapat memberikan pesan kesehatan secara otomatis di akhir pengisian form penilaian mandiri, sehingga lansia dapat mengetahui apakah pola perilaku kesehatan mereka sudah baik atau belum,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima Eduwara.com, Senin (24/1/2022).
Dia menambahkan, hal tersebut dapat memudahkan para lansia untuk mengontrol atau mengendalikan hipertensi melalui kontrol pola perilaku. Aplikasi ini dapat digunakan secara offline sehingga dapat digunakan tanpa internet.
“Kami juga meningkatkan pengetahuan dan sikap para lansia dalam pengendalian hipertensi, melalui sosialisasi yang kami beri nama “Centong Nasi” atau Langkah Centong untuk Mengendalikan Hipertensi,” ujar Atik.
Centong Nasi sendiri dipaparkan Atik adalah Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok dan minuman alkohol, Nutrisi baik dengan makanan bergizi, Tidak makan makanan asin dan berlemak berlebihan, Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur, Normalkan berat badan, dan Giat mengelola stress.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian bagi lansia dalam mengendalikan faktor-faktor risiko hipertensi terutama di masa pandemi. Penyakit hipertensi, lanjut Atik, tidak dapat disembuhkan secara total, namun dapat dikendalikan.
Sebagaimana diketahui, sepanjang pandemi Covid-19, komorbid hipertensi pada lansia menjadi kasus yang paling tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan penyakit lainnya. Kunjungan para lansia ke rumah sakit juga berkurang sejalan dengan pandemi.
Kegiatan Posbindu pun ditiadakan semasa pandemi dan beralih kepada kegiatan daring yang tentunya kesulitan diakses para lansia, sehingga pelayanan lansia terhambat dan kesehatan lansia sulit terpantau.