logo

Sekolah Kita

Guru Besar UNY Rekomendasikan Mata Pelajaran IPA Terintegrasi Di SMP Sederajat

Guru Besar UNY Rekomendasikan Mata Pelajaran IPA Terintegrasi Di SMP Sederajat
Guru Besar Bidang Pendidikan IPA Fakultas MIPA UNY, Insih Wilujeng, Jumat (11/2) merekomendasikan Mapel IPA terintegrasi pada tingkatan SMP sederajat. (UNY)
Setyono, Sekolah Kita11 Maret, 2022 17:21 WIB

Eduwara.com, JOGJA—Guru Besar Bidang Pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta Insih Wilujeng merekomendasikan mata pelajaran (Mapel) IPA terintegrasi pada tingkatan SMP sederajat.

"Ini meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran serta meningkatkan minat dan motivasi. Karena IPA adalah ilmu pengetahuan," kata Insih dalam rilis, Jumat (11/3/2022).

Pembelajaran IPA terintegrasi adalah penggabungan berbagai bidang kajian sehingga terjadi penghematan waktu, karena tiga atau lebih disiplin ilmu seperti fisika,  kimia, biologi, dan lain-lain dapat sekaligus dibelajarkan.

Pandangan ini disampaikan Insih dengan dasar konteks pembelajaran IPA sebagai bentukan unity in diversity. Dimana Mapel IPA adalah ilmu pengetahuan tentang objek atau proses pengamatan alam, mencakup biologi, fisika, kimia dan bumi antariksa, yang berbeda dengan ilmu abstrak atau teoretis, seperti matematika atau filsafat.

Konsep unity in diversity menurutnya bisa ditinjau dari empat aspek. Pertama, keragaman pengembangan keterampilan peserta didik dalam belajar IPA meliputi keterampilan proses, keterampilan praktik, keterampilan berpikir menuju kesatuan strategi berpikir yang menuntun pada pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Kedua, keragaman disipliner ilmu dalam meninjau dan membahas alam seperti fisika, kimia, biologi, geologi, astronomi, kesehatan dan lingkungan, menuju pada unity (IPA).

Tinjauan ketiga, keragaman konseptual Fisika, Kimia dan Biologi menuju pada unity (IPA) meskipun masih bersifat connected (fisika-biologi; fisika-kimia dan kimia-fisika).

Tinjauan keempat, adalah keragaman potensi/keunggulan/kearifan lokal menuju pada unity standar isi IPA yang komprehensif (Nature of Science). Berdasar empat tinjauan tersebut, maka penanaman konsep dasar IPA untuk jenjang pendidikan dasar akan terjawab, karena IPA tidak dibahas secara tersegmentasi.

"IPA zaman sekarang sangat erat kaitannya dengan masyarakat dan teknologi. Ketika ilmuwan bekerja, maka dia terlibat dengan aktivitas yang ada dalam masyarakat seperti bekerjasama," ungkapnya.

Selain itu, dampak yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi yang dihasilkan sebagai perkembangan IPA dapat mempengaruhi kondisi sosial masyarakat. Pembelajaran IPA juga harus memperhatikan karakteristik IPA sebagai proses dan IPA sebagai produk.  "Karakteristik ini disebut juga dengan objek IPA," sambungnya.

Pembelajaran IPA terintegrasi mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan nilai yang memungkinkan peserta didik berpartisipasi dalam masyarakat multi-etnis. Hal ini adalah untuk melayani keragaman pemberian tantangan bagi guru dan sekolah untuk menyeimbangkan kebutuhan peserta didik.

Kebutuhan peserta didik bisa terkait dengan keterampilan yang ingin mereka kuasai, disiplin ilmu IPA yang mereka minati, keholistikan kajian IPA maupun kebutuhan potensi/keunggulan/kearifan lokal yang mereka miliki.

Read Next