logo

EduBocil

Guru TK se-Bantul Ditantang Jadi Dalang

Guru TK se-Bantul Ditantang Jadi Dalang
para guru dari tujuh TK Negeri tampil mendalang dalam 'Festival Wayang Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini' yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Rabu (15/12/2021). (Eduwara/Setyono)
Setyono, EduBocil15 Desember, 2021 12:30 WIB

Eduwara.com, JOGJA—Para guru jenjang pendidikan taman kanak-kanak (TK) negeri se-Bantul, Jawa Tengah, ditantang mendalang, sebagai upaya menghadirkan pendidikan karakter yang menyenangkan.

Puncaknya, para guru dari tujuh TK Negeri tampil mendalang dalam 'Festival Wayang Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini' yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Rabu (15/12/2021).

Kepada Eduwara.com, Kepala Disdikpora Bantul Isdarmoko mengatakan tantangan mendalang ini bertujuan meningkatkan kompetensi dan kreatifitas guru-guru TK. 

"Kita memilih pendidikan karakter yang diajarkan lewat wayang karena ini sangat vital dan mendasar di awal pembelajaran anak. Ini terkait pembangunan SDM," katanya, Rabu (15/12/2021).

Dia menerangkan awalnya tantangan mendalang ini ditujukan untuk siswa, namun karena pandemi akhirnya para gurulah yang diminta mendalang.

Wayang menurut Isdarmoko dipilih sebagai media pendidikan karakter karena sesuai dengan basis budaya lokal. Media ini juga cocok dijadikan sebagai upaya memperkenalkan wayang sejak dini.

"Kita berharap cerita yang ditampilkan mengandung nilai-nilai kerja keras, kejujuran, dan disiplin. Keberadaan wayang dan gamelan di sekolah juga didukung Dana Keistimewaan [Danais]," ucapnya.

Kepala Sekolah TK Negeri I Pajangan Jumiyem mengakui awalnya kesulitan untul mendalang. "Saya pikir mendalang dan ceritanya harus sesuai kaidah perwayangan. Namun ternyata kita diberi kebebasan untuk berkreativitas," ucapnya. 

Mengangkat cerita tentang masa kecil Punokawan, Jumiyem dan delapan rekannya menyisipkan makna dan arti sila-sila Pancasila. Baginya, mentransfer pendidikan karakter lewat wayang lebih mudah dan konkret. Ini dianggap lebih menarik dan tidak membosankan bagi anak-anak.

Agar lebih menarik, Jumiyem menerangkan cerita yang mengandung muatan lokal dan tentang pengenalan lingkungan sekitar menjadi kunci. 

"Dari lingkungan sekitar, anak-anak lebih mudah menangkap nilai-nilai karakter yang disampaikan," ungkapnya. Dirinya juga berharap, kedepan para siswa akan diajarkan untuk mendalang.

Read Next