logo

Sekolah Kita

Hanya Dua SMP di Bantul Punya Zona Selamat Sekolah

Hanya Dua SMP di Bantul Punya Zona Selamat Sekolah
Kepala Disdikpora Bantul Isdarmoko, Senin (6/3/2023), mengatakan masih banyak sekolah yang belum memiliki sarana penunjang keselamatan pelajar berupa Zona Selamat Sekolah (ZoSS). (EDUWARA/K. Setyono)
Setyono, Sekolah Kita06 Maret, 2023 22:52 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Dari 15 sekolah SMP di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ternyata baru dua sekolah saja yang sudah memiliki sarana penunjang keselamatan pelajar berupa Zona Selamat Sekolah (ZoSS).

"Padahal sarana tersebut penting untuk pengendalian lalu lintas di depan sekolah agar siswa tidak tertabrak kendaraan," terang Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul Isdarmoko, Senin (6/3/2023).

ZoSS merupakan suatu area di sekolah sebagai pengendali arus lalu lintas kendaraan menyangkut kecepatan, parkir, menyalip, pejalan kaki yang menyeberang jalan. Pengendalian tersebut perlu dilakukan mengingat banyak anak sekolah yang berjalan kaki menuju sekolah.

Dari 15 sekolah, Isdarmoko menyatakan sebagian besar belum memiliki ZoSS. Minimnya anggaran menjadi salah satu faktor kenapa sarana penunjang keselamatan pelajar itu belum bisa hadir di semua sekolah.

"Sebanyak 15 SMP rawan kepadatan lalu lintas di Bantul, baru dua yang sudah memiliki ZoSS, yakni SMPN 1 Sewon dan SMPN 1 Imogiri. Sisanya sama sekali belum memiliki fasilitas penunjang keselamatan tersebut," jelasnya.

Sedangkan untuk sekolah dasar (SD), Isdarmoko menyebut sudah ada 50-an SD yang memiliki ZoSS. Jumlah itu juga tergolong masih sangat sedikit apabila dihitung dari total keseluruhan SD di Bantul yang jumlahnya mencapai 281 sekolah.

"Sekarang ini kami fokus pada sekolah-sekolah yang urgen, di tepi jalan raya dan lalu lintas padat," ujar Isdarmoko.

Kabupaten Layak Anak

Kehadiran ZoSS di depan sekolah dinilai penting untuk menunjang keamanan dan keselamatan pelajar. Terlebih bagi para siswa yang kesehariannya menyeberang jalan raya untuk keluar-masuk sekolah.

ZoSS, terang Isdarmoko, juga menjadi salah satu upaya untuk mendukung kebijakan Bupati Bantul yaitu mewujudkan Bantul sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA), khususnya melalui sektor pendidikan dengan penyediaan sekolah yang memenuhi kebutuhan sarana ramah anak.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Bantul Sri Harsono menyampaikan, kehadiran ZoSS sangat penting guna mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas, terlebih lagi apabila dibandingkan dengan data laka lantas di Bantul yang jumlahnya mencapai 1.917 kasus dengan korban mayoritas pelajar.

Sri Harsono membeberkan, anggaran untuk membuat ZoSS yang baru mencakup karpet dan zebra cross mencapai Rp 25 juta per titik. Sementara jika ZoSS dilengkapi dengan rambu-rambu, peredam kejut, hingga fasilitas penunjang lain anggarannya bisa mencapai Rp 50 juta per paket.

Pada 2023 akan ada delapan ZoSS yang dibuat dengan anggaran sebesar Rp 25 juta per paket, di antaranya SD Padokan I, SD Sonosewu, SD Bendosari, SMP I Sewon, SMP I Banguntapan, SMP III Banguntapan, Madrasah Ibtidaiyah Negeri, dan SMP I Imogiri.

"Sehingga total anggaran untuk delapan titik itu mencapai Rp 200 juta," tutupnya

Read Next