Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA - Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih mengapresiasi kerja keras 10.000 siswi sekolah tingkat menengah atas dalam upaya memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) pada Sabtu (26/8/2023) pagi.
Sebanyak 10.000 siswi tersebut menari massal, yaitu tari sholawat Montro, yang merupakan tari khas Bantul di Pantai Parangtritis.
"Hari ini kita akan memecahkan rekor MURI menarikan Tari Montro dengan jumlah penari terbanyak," kata Halim.
Menurut Halim, apa yang sudah dilakukan 10.000 siswi tersebut tidak lepas dari peran penting kepala sekolah, guru seni dan berbagai komunitas seni di Bantul.
"Kepada siswi-siswi yang hari ini hadir, pemecahan rekor atas kerja keras kalian. Saya mengapresiasi seluruh kepala sekolah dan guru-guru seni," kata Halim.
Pementasan tari kolosal ini akan menjadi penanda Bantul sebagai Kota Pusat Seni Dunia. Sebab, lanjut Halim, Bantul memiliki infratuktur pendukung seni, industri kerajinan dan ekonomi kreatif dengan adanya lembaga pendidikan seni, sekolah-sekolah dan ribuan sanggar seni.
"Penanda hari ini, selain memecahkan rekor Indonesia dengan penari Motro terbanyak, juga menjadikan Bantul masuk dalam jaringan Kota Kreatif Dunia," ucapnya.
Warisan Budaya tak Benda
Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo menyebut persiapan pentas besar ini dilakukan sejak Juli 2023.
"Hari ini sebanyak 10.000 siswi tingkat SMA/SMK dan Madrasah Aliyah menari bersama Tari Montro modifikasi, yang digubah Akademi Kesenian Negeri (AKN)," kata Kwintarto.
Tari Montro, jelas Kwintarto, merupakan tari asli Bantul yang pertama kali dipentaskan di Kauman, Kecamatan Pleret, Bantul. Tari ini merupakan ciptaan Kanjeng Pangeran Yudhonegoro, atau menantu dari Sultan Hamengkubuwono VIII.
Tari Montro sudah ditetapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai Warisan Budaya tak Benda (WBTB). Pentas akbar tarian yang berisikan wejangan agar manusia terus beribadah ke Tuhan, bertujuan agar memelihara lingkungan, membangun krakter anak-anak sekaligus pengenalan pariwisata.
"Tujuannya untuk membangun karakter anak-anak, pengenalan pariwisata, dan upaya melestarikan kebudayaan yang telah ada sejak zaman dulu," jelasnya.