Eduwara.com, JOGJA – Jumlah jurnal hasil penelitian yang akan dibahas di ajang International Conference on Sustainable Innovation (ICoSI) dan International Conference of Community Service (ICCS) 2025, pada Rabu-Kamis (6-7/8/2025), di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), meningkat dari sebelumnya.

Pada tahun ini, ajang ICoSI memasuki tahun kesembilan, sedangkan ICSS pada tahun ketiga. Kedua ajang ini akan menjadi pijakan bagi UMY untuk memperluas ruang lingkup penelitian hingga tingkat Asia. Ini sesuai dengan peta jalan yang sudah ditetapkan UMY pada 2025 untuk menjadi kampus pusat riset.

Rektor UMY Achmad Nurmandi, Rabu (6/8/2025), mengatakan jumlah jurnal yang akan dibahas mengalami peningkatan, baik dari karya ilmiah yang akan dipaparkan hingga kampus yang terlibat. Pada 2024, tercatat ada 853 karya tulis berbagai perguruan tinggi dari 23 negara.

• Jaga Perdamaian Kawasan, Presiden Ramos Horta Minta ASEAN Gandeng Pemuda
• Fokus ke UMKM, UAJY Gelar KKN Fest di Tanjungsari
• Berkunjung ke Panti Asuhan, Siswa SMKN I Kasihan Belajar Mengasah Rasa Kemanusiaan

“Sekarang, jumlah paper yang akan dibahas sebanyak 1.055 karya dari 1.500 yang mendaftar. Jumlah negara yang mengikuti gelaran ini juga bertambah menjadi 30 negara,” kata Achmad Nurmandi.

Menurut Nurmandi, selama ajang ICoSI dan ICCS, berbagai tema disajikan untuk dibahas, sebelum nanti akhirnya dipublikasikan di jurnal yang terindeks. Bidang-bidang yang dibahas meliputi Humaniora, Pendidikan, dan Ilmu Sosial (HESS), Ilmu Kesehatan dan Keperawatan (HSN), Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi (EMA), dan Teknologi Rekayasa dan Pertanian (ETA).

UMY, lanjut Nurmandi, mengirimkan hampir 300-an jurnal karya ilmiah yang disusun oleh 250 dosen dibantu mahasiswa.

“Ajang tahun ini menjadi pondasi penting bagi UMY untuk menekankan perluasan ruang lingkup riset hingga skala Asia. Harapannya, nanti kita, UMY, akan dikenal sebagai universitas skala riset di tingkat internasional,” jelasnya.

Kontribusi Nyata

Salah satu yang menjadi perhatian dalam gelaran ICoSI dan ICCS 2025 adalah berbagai riset yang terkait dengan keberlanjutan kehidupan bumi, perang dagang, dan perkembangan teknologi informasi yang sudah mencapai tingkatan 5.0. Isu-isu seperti kerusakan lingkungan bersifat global dan harus ditangani secara bersama-sama. 

“Melalui konferensi ini, kami memberikan kesempatan bagi dosen dan mahasiswa untuk berbicara di forum internasional, sehingga riset kami tidak hanya terbatas pada ruang kelas atau laboratorium, tetapi dapat memberikan kontribusi nyata di tingkat global,” terang Ahmadi.

Director of Directorate Research and Community Engagement yang juga ketua pelaksana ICoSI and ICCS 2025, RR Sabtanti Harimurti, menambahkan pada tahun ini tema besar yang dipilih adalah ‘Memberdayakan Masyarakat dan Ekosistem Melalui Teknologi Berkelanjutan dan Cerdas dalam Masyarakat 5.0’.

“Gelaran ini menjadi komitmen UMY dalam mendukung riset lintas disiplin ilmu dan menciptakan kolaborasi global,” paparnya.

• Kredit Ratusan Triliun Mengalir ke UMKM, Holding UMi Konsisten Dampingi
• KPR Bersubsidi Semakin Luas, BRI Tambah Kuota FLPP di 2025
• BRI Borong Penghargaan Jadi Best Domestic Custodian Bank dan Bukukan Aset Terbesar Nasional

ICoSI UMY bermitra dengan beberapa penerbit terkemuka, yang memungkinkan makalah yang dipresentasikan dipublikasikan di jurnal berkualitas tinggi. Hanya makalah yang relevan dan memenuhi syarat yang akan dipublikasikan di penerbit terindeks Scopus.

Sabtanti berharap melalui diskusi interdisipliner, ICCS 2025 menghasilkan temuan baru untuk saling bertukar ide, pendekatan dan metodologi yang dapat meningkatkan pemanfaatan teknologi untuk pengembangan masyarakat yang berkelanjutan.

ICCS 2025 pun nantinya akan dimeriahkan oleh pameran produk dari berbagai UMKM hasil binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat UMY.