logo

Art

Kota Solo Disiapkan Jadi Kota Literasi

Kota Solo Disiapkan Jadi Kota Literasi
Omah Baca Nawala yang terletak di depan Balaikota Solo (Eduwara/M.Diky Praditia)
M. Diky Praditia, Art18 Februari, 2022 06:40 WIB

Eduwara.com, SOLO – Pemerintah Kota Solo berwacana menjadikan Kota Solo sebagai kota literasi dunia sekaligus menyambut ulang tahunnya yang ke-277. 

Sekretaris Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Dispersipda) Solo Mufti Rahardjo menyebut rencana tersebut bukan tanpa dasar. Pasalnya, akar sejarah Solo sebagai kota literasi sangat kuat. Sebut saja karya-karya klasik pujangga Keraton Solo. 

“Majalah dan surat kabar pertama di Indonesia pun banyak yang lahir dari Solo. Podasinya ada, akarnya sangat kuat. Jadi, tidak tiba-tiba muncul begitu saja” kata Mufti saat dijumpai Eduwara di kantor Dinas Arpusda, Rabu (16/2/2022).

Dia mengatakan Pemkot Solo akan mendukung segala bentuk kegiatan atau fasilitas yang dapat meningkatkan literasi warga Solo. Dirinya juga menjelaskan beberapa program pemerintah sudah berjalan dalam upaya meningkatkan kesadaran literasi untuk masyarakat.  “Kemarin Minggu kami melakukan parade tujuh armada mobil pustaka sekalian membagikan buku gratis di beberapa titik perhentian,” terang dia.

Mufti melanjutkan, Dispersipda Solo juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan. Salah satunya membuat program Gerakan Literasi Sekolah. Mobil-mobil perpustakaan berkunjung sekolah-sekolah.

“Pemkot Solo akan terus mendorong sekolah agar perpustakaan bisa terakreditasi A. Pun dengan institusi lain yang memiliki perpustakaan yang bisa diakses publik,” ujar Mufti.

Ada juga program Pojok Baca di setiap kelurahan, buku-buku dipasok oleh pemerintah atau bisa melalui sumbangan warga. Yang terbaru, ada Omah Baca Nawala yang terletak di depan Balaikota Solo.

“Itu awalnya yang buat dari SMA Regina Pacis Ursulin Solo dan Rotary Klub. Kemudian kami (Dispersipda) yang mengelola. Dan Alhamdulillah banyak warga yang baca di sana. Biasanya mereka datang saat sore hari,” ucap dia.

Omah Baca Nawala mempunyai slogan jupuk sakcukupe menehi sakikhlase. Artinya, warga boleh mengambil buku secukupnya sesuai yang dibutuhkan. Warga juga bisa menyumbangkan buku mereka ke dalam kotak berwarna merah yang berjumlah tujuh di depan Balaikota Solo itu. 

“Kami memonitor terus keadaan buku di sana. Kalau habis, kami sediakan lagi, dipasok lagi,” jelas Sekdin Dispersipda tersebut.

Pemkot Solo, kata Mufti, akan menggandeng komunitas-komunitas literasi di Solo untuk mewujudkan Solo sebagai Kota Literasi Dunia. “Seperti yang sudah kami lakukan sebelumnya, yaitu bekerja sama dengan Nyalanesia, sebuah komunitas yang membantu mengembangkan program literasi secara terpadu,” tutur Mufti.

Read Next