logo

EduBocil

Lewat Metode Gasing, Siswa SDN Jigudan Nikmati Pembelajaran Matematika

Lewat Metode Gasing, Siswa SDN Jigudan Nikmati Pembelajaran Matematika
SDN Jigudan di Desa Triharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam lima tahun terakhir menerapkan metode Gampang, Asyik, dan Menyenangkan (Gasing) dalam pembelajaran matematika. (Eduwara/Setyono)
Setyono, EduBocil21 Januari, 2022 15:08 WIB

Eduwara.com,JOGJA— SDN Jigudan di Desa Triharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam lima tahun terakhir menerapkan metode Gampang, Asyik, dan Menyenangkan (Gasing) dalam pembelajaran matematika.

Penerapan metode itu berawal dari tawaran PT Astra International melalui Yayasan Pendidikan Astra – Michael D. Ruslim (YPA-MDR).

Kepala Sekolah SDN Jigudan Sadar Slamet menjelaskan proyek yang digagas Astra dalam bidang pendidikan ini dimulai pada 2017 lalu. Saat itu ada empat sekolah di Kecamatan Pandak yang mendapatkan kesempatan mengirimkan guru dan siswanya berlatih intensif di Jakarta.

"Selain kami ada SDN Ciren, SDN Gunturan, SMPN 1 Pandak. Kami diminta menyiapkan guru dan satu siswa yang sama sekali tidak bisa mengikuti pelajaran matematika. Saat itu guru yang kami kirim adalah Ani Solikhah," kata Sadar, Jumat (21/1/2022).

Selama dua bulan penuh, para wakil sekolah ini berlatih intensif mengenai pembelajaran matematika dengan metode Gasing di Yohanes Institute yang didirikan pembimbing Tim Olimpiade Fisika Indonesia Yohanes Surya.

Usai pelatihan, Sadar menceritakan ternyata perwakilan siswa yang dulunya sama sekali tidak memahami matematika dengan metode Gasing malah lebih unggul dibandingkan siswa lainnya. Sekolah memutuskan untuk menerapkan metode Gasing ini pada seluruh tingkatan kelas.

"Jadi lewat metode yang didapatkan dari Jakarta kemudian kami imbaskan ke guru-guru pendamping yang lain. Hingga hari ini metode ini masih kami ajarkan ke siswa," lanjutnya.

Ia mengatakan dampak penerapan metode Gasing yang pertama adalah anak-anak lebih menyukai pelajaran matematika karena lebih menyenangkan dan mudah dipahami.

"Karena konsistensi kami menerapkan metode Gasing. Sekolah kami beberapa kali diminta untuk mengimbaskan ke sekolah lain. Tidak hanya tingkat kecamatan namun Disdikpora Bantul juga menunjuk kami memberikan pelatihan. Terus terang pelatihan ini cukup mahal," ujarnya.

Guru Matematika kelas 1, 2 dan 3 SDN Jigudan Sumarni mengatakan metode Gasing ini ternyata memberikan memberikan pengalaman baru dalam pemberian materi matematika ke anak didik.

"Anak-anak jadi belajar lebih cepat dan lebih senang cara menghitung lebih cepat. Asal kan tetap kalau mengikuti teori dari awal sehingga lebih mudah. Terkadang pemberian teori lain di rumah yang membuah anak bingung," jelasnya.

Dirinya mengatakan di awal pengenalan metode Gasing ini, anak-anak diajak untuk mengenal dulu pasangan angka. Dimulai dari angka 1 yang berpasangan dengan 9, kemudian 2 dengan 8 dan seterusnya. 

Dari sini pemberian materi dilanjutkan ke tahap pembelajaran yaitu konkret, abstrak, dan cepat. Konkret ini membahas tentang dasar penambahan, perkalian, pengurangan dan pembagian. Kemudian dijelaskan mengenai abstraknya setiap perhitungan dan terakhir masuk ke tahap hitung cepat.

"Lebih mudah. Hasilnya tahun lalu kami meraih prestasi terbaik kedua di tingkat kecamatan," katanya.

Read Next