Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, BANDUNG—Universitas Padjadjaran mengkaji opsi untuk menggelar kelas hybrid untuk semua perkuliahan pada tahun ajaran 2022/2023.
Hal itu diungkpapkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti meninjau fasilitas kelas hybrid di kampus Fakultas Farmasi dan Fakultas Hukum, Rabu (19/1/2022). Peninjauan dilakukan guna memastikan sejauh mana fakultas di Unpad siap menyelenggarakan pembelajaran hybrid.
“Kita ingin memastikan fasilitas siap dan bagaimana pembiasaan protokol kesehatan dilakukan,” ujarnya seperti dikutip dari situs resmi Unpad, Kamis (20/01/2022).
Dia menjelaskan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas untuk kegiatan praktikum sejak Oktober 2021 lalu dinilai berhasil dilaksanakan. Sivitas akademika dan tenaga kependidikan telah terbiasa melakukan kegiatan tridarma perguruan tinggi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Berbekal pembiasaan tersebut, Unpad optimistis untuk membuka kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas lebih luas pada semester genap 2021/2022 Februari mendatang. Pembukaan kampus tidak hanya untuk kegiatan praktikum saja. Kegiatan perkuliahan lainnya akan dicoba dikembangkan dengan sistem hybrid.
“Targetnya tahun akademik 2022/2023 kita akan mungkin membuka secara hybrid untuk semua perkuliahan,” kata RIna.
Selain memperkuat protokol kesehatan, metode pembelajaran pun mulai dibiasakan melakukan kombinasi luring dan daring. Dosen harus dibiasakan mengajar di dua ruang tersebut.
Metode hybrid ini akan menjadi era baru pembelajaran di kampus. Metode ini nantinya akan diterapkan tidak hanya ketika situasi pandemi. Pascapandemi, mahasiswa tetap akan mengikuti perkuliahan secara hybrid.
“Kalau pandemi semakin turun, mahasiswa semua boleh masuk kampus, tetapi mereka boleh memilih kelas fisik atau sebagian memilih kuliah di luar kelas. Kita akan buat ruangan-ruangan yang memungkinkan mahasiswa online dari kampus,” jelasnya.
Rina melanjukan, saat ini mahasiswa masih mengikuti pembelajaran hybrid dari rumah. Ke depan, mahasiswa mengikuti pembelajaran secara hybrid tetapi dia tetap berada di area kampus. Diharapkan, ekosistem akademik dan kemahasiswaan dapat berjalan optimal.
Agar menunjang capaian tersebut, setiap fakultas didorong untuk memperbanyak ruang-ruang yang nyaman untuk mahasiswa berdiskusi, melakukan asistensi, hingga berkuliah secara daring. Selain itu, para dosen pun akan difasilitasi untuk pengembangan materi pembelajaran hybrid.
“Kita tidak akan beralih ke full luring. Mahasiswa kita biasakan ada di dua ruang. Konten perkuliahan semuanya akan disimpan di LiVE Unpad yang bisa diakses dari mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja,” katanya.