logo

Kampus

Limbah Anggrek Disulap Jadi Suvenir Berkat Tim dari UMM Ini

Limbah Anggrek Disulap Jadi Suvenir Berkat Tim dari UMM Ini
Suvenir Limbah Anggrek (UMM)
Fathul Muin, Kampus10 November, 2021 04:16 WIB

Eduwara.com, MALANG—Tim Dosen dan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang melatih karang taruna untuk memanfaatkan limbah anggrek sebagai suvenir sehingga dapat memberikan nilai ekonomis dan mengembangkan potensi Desa Wisata Anggrek di Batu.

Salah satu anggota tim, Dosen Program Studi Pendidikan Biologi UMM Moh. Mirza Nuryady mengatakan suvenir buatan timya berasal dari bunga anggrek yang dikeringkan. 

Pemilihan bunga anggrek sebagai cinderamata ini dilakukan untuk memanfaatkan sumber daya yang sebagian besar terbuang. Bunga anggrek yang telah mekar hanya bertahan selama dua minggu sampai satu bulan saja, sedangkan  penjualan tanaman anggrek cukup sulit karena harganya yang tergolong mahal. 

"Sayang sekali melihat bunga-bunga tersebut layu begitu saja. Karena hal itu, tim kami mengawetkan bunga anggrek yang sudah tua menggunakan resin dan menjadikannya sebagai buah tangan bagi pengunjung maupun orang-orang di media sosial," ujar Mirza, Selasa (09/11/ 2021).

Bersama Diani Fatmawati,  Tutut Indria Permana, dan dua mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi, pengabdian kepada masyarakat tersebut berlangsung selama lima bulan yakni Juli—November 2021 di Desa Dadaprejo, Kec. Junrejo, Kota Batu.

Tim  juga memberikan berbagai pembinaan dan materi terkait bagaimana memasarkan produk tersebut. Mulai dari pemasaran secara konvensional maupun dengan menggunakan teknologi digital melalui media sosial atau marketplace.

Saat pelatihan, tim ini berfokus untuk mengajari dan mendampingi Karang Taruna dan Asosiasi Petani Anggrek. Pelatihan ini mencakup lima tahapan, yakni  pemilihan anggrek, pengeringan, pemberian resin, pencetakan, dan yang terakhir pemasaran. 

“Sampai saat ini, kami menggunakan pemasaran online menggunakan Instagram dan Tiktok dengan metode pre-order (PO),” jelas Mirza.

Dia menjelaskan, tim juga sudah mengikuti berbagai kegiatan dari Asosiasi Pecinta Anggrek, utamanya dalam aspek pemasaran produk. Terbaru, mereka telah menjadi tenant selama seminggu mulai dari tanggal 7-14 November di salah satu acara Asosiasi Pecinta Anggrek.

Mirza menegaskan, tujuan program ini  untuk meningkatkan potensi-potensi desa wisata anggrek yang belum dikembangkan oleh masyarakat. Selain itu juga berupaya memanfaatkan bunga anggrek layu yang biasanya dibuang menjadi satu produk ekonomis yang bisa dijual.

"Kami tentu berharap dengan adanya kegiatan pelatihan ini, akan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Desa Dadaprejo sehingga menjadi warga yang mandiri dan mampu memanfaatkan peluang serta potensi," katanya.

Read Next