logo

Kampus

MBKM di Perguruan Tinggi, Tulang Punggung Inovasi

MBKM di Perguruan Tinggi, Tulang Punggung Inovasi
Lembaga Riset dan Inovasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LRI UMY) menyelenggarakan Seminar Nasional 'Implementasi MBK: Relevansi, Keunggulan dan Adaptabilitas menuju Research Excellence University', di Griya Persada Convention Hotel and Resort Kaliurang, Sleman, Senin (27/12/2021). Dalam seminar tersebut, Dirjen Dikti Ristek Kemendikbudristek Nizam menegaskan konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di perguruan tinggi adalah tulang punggung inovasi. (EDUWARA/Setyono)
Setyono, Kampus27 Desember, 2021 19:30 WIB

Eduwara.com, JOGJA -- Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam mengatakan konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di perguruan tinggi adalah tulang punggung inovasi.

"Program MBKM di lingkup perguruan tinggi ini sangat penting, karena program ini bertujuan untuk menciptakan SDM Indonesia yang lebih unggul," jelas Nizam, Senin (27/12/2021) di Griya Persada Convention Hotel and Resort Kaliurang, Sleman.

Hari ini, Nizam bersama dengan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Paristiyanti Nurwardani, menjadi pembicara kunci dalam seminar nasional MBKM yang diselenggarakan Lembaga Riset dan Inovasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LRI UMY).

Bertemakan 'Implementasi MBK: Relevansi, Keunggulan dan Adaptabilitas menuju ResearchExcellence University', seminar ini bertujuan untuk mengevaluasi serta mengenalkan pengimplementasian program MBKM di perguruan tinggi serta regulasi kerjasama program MBKM. 

Nizam memastikan kehadiran MBKM di perguruan tinggi akan melahirkan tiga hal penting bagi kemajuan bangsa yaitu menghadirkan mesin pertumbuhan berkelanjutan (engineof sustained growth), penyiapan sumber daya manusia yang kreatif dan kompetitif (creative and competitive humancapital), serta menjadi tulang punggung inovasi.

"Dengan program MBKM, mahasiswa lebih produktif, solutif, serta inovatif, dan terus mengasah skill. Ini sebagai jawaban atas tantangan Indonesia yang membutuhkan SDM yang terpelajar, adaptif dan kolaboratif untuk mencapai target pembangunan pada 2045," tegasnya.

Kepada UMY, Nizam meminta universitas terus melakukan riset berkolaborasi dengan industri, sehingga hilirisasi hasil penelitian menjadi maksimal dan optimal. 

"Industri dan perguruan tinggi sudah seharusnya saling bersinergi untuk melakukan sebuah riset, sehingga penelitian yang dilakukan saling berkesinambungan, maka riset yang dilakukan tersebut harapannya mampu menghasilkan luaran yang maksimal manfaatnya," terangnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Paristiyanti Nurwardani turut menegaskan bahwa kolaborasi dalam riset perlu dilakukan, baik kolaborasi perguruan tinggi dengan sesama perguruan tinggi maupun dengan dunia industri.

"Kolaborasi ini sebagai kata kunci dalam melahirkan inovasi. Karena tidak ada inovasi yang tercipta tanpa adanya kolaborasi," tegas Paristiyanti.

Ia memberikan apresiasi juga optimisme kepada UMY dalam mencapai targetnya menjadi research excellence university dan bisa menginspirasi perguruan tinggi lainnya di Indonesia.

Rektor UMY Gunawan Budiyanto mengatakan pihaknya siap membuka pintu lebar-lebar kerjasama terkait MBKM dengan PTN maupun PTM yang ada di Indonesia. 

"MBKM adalah salah satu elemen penting dalam penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berguna dalam pengembangan mutu pendidikan serta kualitas SDM di kalangan akademisi," katanya.

Program MBKM ini, menurutnya, menjadi satu permulaan bagi UMY mewujudkan visi misi menjadi Research Excellence University.

Read Next