logo

Kampus

Menteri Pertanian : Kolaborasi Pemerintah dengan Kampus Krusial untuk Pengembangan Pertanian

Menteri Pertanian : Kolaborasi Pemerintah dengan Kampus Krusial untuk Pengembangan Pertanian
Seminar Nasional Outlook Pertanian Indonesia 2022 yang diselenggarakan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada Selasa (21/12/2021). (UNS)
Bunga NurSY, Kampus22 Desember, 2021 07:45 WIB

Eduwara.com, SOLO—Kolaborasi antara pemerintah dengan para akademisi di perguruan tinggi sangat krusial dalam melaksanakan strategi pengembangan sektor pertanian terutama dalam masa pemulihan dari pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam Seminar Nasional Outlook Pertanian Indonesia 2022 yang diselenggarakan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada Selasa (21/12/2021). 

Seminar ini diadakan secara luring di Gedung Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS pada Selasa (21/12/2021) dan dapat disaksikan secara daring di Zoom serta Youtube Fakultas Pertanian UNS.

Syahrul Yasin Limpo menjelaskan kelima strategi pembangunan pertanian meliputi peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, pengembangan pertanian modern, serta gerakan tiga kali ekspor.

Menurutnya, pandangan dari sisi akademisi perlu didengar untuk dapat memberikan masukan bagi pembangunan pertanian ke depan.

“Perlu kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan perguruan tinggi untuk berbagi upaya bersama-sama menghadapi masalah yang ada. Ini membutuhkan penanganan bersama,” imbuhnya seperti dikutip dari situs resmi UNS pada Selasa (21/12/2021).

Hal yang sama juga disampaikan oleh pembicara ketiga yakni Bustanul Arifin dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF).  Bustanul menyoroti sejumlah hal terutama pada tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini. Salah satu tantangan terbesar yakni perubahan iklim sekaligus disparitas pertanian di Indonesia.

Bustanul berharap perguruan tinggi dapat berkontribusi dalam membantu pemerintah menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Kontribusi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menciptakan teknologi pertanian modern.

“Poin untuk perguruan tinggi yakni seandainya ada teknologi yang mampu mengadaptasi musim atau mungkin ada teknologi lain yang kira-kira adaptif terhadap disparitas karena disparitas di Indonesia cukup besar, teknologi itu akan sangat membantu sektor pertanian,” tambahnya.

Strategi Pascapandemi

Ketua panitia Seminar Nasional Outlook Pertanian Indonesia 2022 Agung Wibowo mengatakan bahwa seminar ini penting untuk memberikan gambaran umum bagi masyarakat khususnya pegiat di sektor pertanian mengenai strategi pertanian tahun depan. Seminar ini juga diharapkan dapat memberikan strategi baru untuk bidang pertanian pascapandemi.

“Sejarah membuktikan bahwa sektor pertanian terbukti memberikan banyak kontribusi dan menjadi penyelamat perekonomian negara. Peran pemerintah sebagai pengambil kebijakan sangat penting untuk memajukan pembangunan pertanian,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga hadir sebagai keynote speaker menjelaskan bahwa sektor pertanian tangguh menghadapi pandemi Covid-19.

Hal itu terbukti dari Nilai Tukar Pertanian (NTP) Indonesia di November 2021 mencapai 107,18. Pada sisi lain, inflasi makanan juga terjaga di kisaran 3 persen. Selain itu, ekspor sektor pertanian meningkat 4,03 persen dari kumulatif Januari sampai November 2021.

“Sektor pertanian selalu menjadi sektor yang mampu bertahan sebagai penyanggah perekonomian dalam berbagai krisis baik di 1998, 2008, maupun di krisis Covid-19 ini,” ujar Airlangga.

Pada 2022 mendatang, pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan sektor pertanian sebesar 3,6 hingga 4 persen. Pertumbuhan pertanian tersebut diusahakan melalui berbagai program strategis di sektor pangan dan agribisnis. 

Sejumlah program yang dilakukan pemerintah Indonesia di sektor tersebut di antaranya melakukan stabilisasi harga dan pasokan pangan; melakukan pengembangan kawasan hortikultura orientasi ekspor; melakukan pengembangan kemitraan closed loop hortikultura; melakukan peremajaan sawit rakyat; melaksanakan pengembangan usaha peternakan terintegrasi; melakukan pengembangan industri rumput laut; hingga mengembangkan korporasi petani dan nelayan.

Program-program tersebut diselaraskan dengan strategi pembangunan pertanian mendukung ketahanan pangan dan peningkatan daya saing berkelanjutan yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian. 

Read Next