logo

Kampus

Menulis akan Memperluas Pengetahuan dan Jejaring

Menulis akan Memperluas Pengetahuan dan Jejaring
Ketua Dewan Guru Besar UGM, M Baiquni, ketika menyampaikan pandangannya pada Workshop Penulisan Buku Akademik Seri I Tahun 2025, di UGM. Baiquni mengatakan menulis buku bukan hanya sebagai upaya untuk menyebarkan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki ke masyarakat luas. Dengan menulis sesungguhnya akan semakin memperluas pengetahuan dan jejaring. (EDUWARA/Dok. UGM)
Setyono, Kampus12 Maret, 2025 00:00 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Banyak kalangan yang mempercayai menulis buku hanya sebagai upaya untuk menyebarkan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki ke masyarakat luas. Padahal, dengan menulis sesungguhnya akan semakin memperluas pengetahuan dan jejaring.

Pandangan ini disampaikan Dosen Fakultas Geografi UGM, M Baiquni, dalam Workshop Penulisan Buku Akademik Seri I Tahun 2025, di UGM. Baiquni juga melihat bahwa menuangkan pengetahuan dan pengalaman berharga dalam sebuah karya harus memahami kiat-kiat penulisan maupun karya akademi.

“Menulis buku memiliki seninya tersendiri. Seni dalam merangkai dan merangkum gagasan supaya padu dan mampu menjadi gerakan dan gelombang kesadaran,” ujar Baiquni dilansir Selasa (11/3/2025).

Sebagai dosen, Baiquni menyadari menulis merupakan tugas utama dan diperlukan banyak motivasi untuk menulis, salah satunya untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Tapi, efektifitas menulis, disebutnya, dapat dijadikan salah satu cara dalam membangun reputasi pribadi ataupun kampus.

Tidak hanya itu, menurut Baiquni, menulis buku juga dapat menjadi jembatan untuk mengenali dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki.

“Upaya ini juga dapat dilihat sebagai cara yang memungkinkan diri untuk memperluas pengetahuan dan jejaring,” tuturnya.

Kebermanfaatan

Menurut Baiquni, tren dan motivasi menulis ini seiring waktu mengalami pergeseran. Ada kecenderungan seseorang menulis sebagai proses melepaskan tekanan dan beban yang dimiliki. Motivasi apapun dapat menjadi alasan yang baik untuk mulai menulis.

Namun, lanjut Baiquni, yang kemudian menjadi tolok ukur keberhasilan sebuah tulisan adalah bagaimana kata-kata yang dirangkai mampu ditransfer menjadi gagasan yang bermanfaat bagi banyak orang

”Kebermanfaatan inilah yang terus digaungkan oleh UGM supaya para dosen semangat untuk menerbitkan karya publikasi ilmiah dan menulis buku akademik,” kata Ketua Dewan Guru Besar (DGB) UGM ini.

Selain untuk kepentingan kenaikan pangkat bagi dosen, karya tulis bisa menjadi bagian dari kegiatan kerja sama publikasi internasional, yang justru akan meningkatkan reputasi universitas. Sehingga, karya tulis yang dihasilkan mampu menunjukkan kebermanfaatannya yang luas bagi pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan di masing-masing bidang.

Kepala Subdirektorat Publikasi Ilmiah dan Kekayaan Intelektual UGM, Ratih Fitria Putri, menyebutkan pihaknya terus mendorong para dosen menerbitkan buku melalui program pendampingan dan pemberian insentif.

Sepanjang 2024 lalu, lanjut Ratih, telah diterbitkan sebanyak 220 karya dosen UGM melalui penerbitan UGM Press.

“Capaian buku ilmiah UGM pada 2024 mengalami peningkatan signifikan melalui program ini. Untuk itu, ke depannya kami akan terus mengembangkan program-program pendampingan dan insentif untuk mendorong publikasi,” harapnya.

Read Next