logo

Sekolah Kita

Olah Limbah Kulit Kentang, SMPN 12 Raih Juara Pertama AIP Yogyakarta 2024

Olah Limbah Kulit Kentang, SMPN 12 Raih Juara Pertama AIP Yogyakarta 2024
Tim SMPN 12 Kota Yogyakarta berhasil meraih juara pertama dalam Gelaran Anugerah Inovasi dan Penelitian (AIP) Kota Yogyakarta yang dilaksanakan di Kompleks Taman Pintar Yogyakarta, Sabtu (29/6/2024). Tim SMPN 12 Kota Yogyakarta ini mengusung karya inovasi ‘Mie Bah Lintang’ atau mie dari limbah kulit kentang. (EDUWARA/Dok. Pemkot Yogyakarta)
Setyono, Sekolah Kita30 Juni, 2024 23:00 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Gelaran Anugerah Inovasi dan Penelitian (AIP) Kota Yogyakarta tahun ini mengukuhkan SMPN 12 Kota Yogyakarta sebagai juara pertama dengan inovasinya, menjadikan limbah kulit kentang sebagai bahan baku utama kuliner mie. AIP digelar Pemerintah Kota Yogyakarta pada Sabtu (29/6/2024) di Kompleks Taman Pintar Yogyakarta.

Mewakili timnya, Sherina Aurelia Faizah memaparkan limbah kulit kentang (Solanum Tuberosum L) diketahui memiliki kandungan kalium yang lebih tinggi dibandingkan dagingnya.

“Kami membaca di sebuah jurnal kalau kulit kentang mengandung kalium lima kali lebih besar dari dagingnya. Sejak 2022, kami fokus merealisasikan inovasi ini,” kata Sherina Aurelia Faizah, dilansir Minggu (30/6/2024).

Menghubungkan dengan besarnya minat masyarakat Indonesia akan mie instan, oleh Sherina dan teman-temannya, kulit kentang inipun dijadikan bahan baku utama membuat mie. Mereka menamakan inovasinya ‘Mie Bah Lintang’ atau mie limbah kulit kentang.

Hasil pengujian Total Plate Count yang dilakukan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM menunjukkan bahwa Mie Bah Lintang layak dikonsumsi karena tidak melebihi batas syarat yang ditentukan SNI NI 2987:2015.

“Jadi, pengujian dilakukan guna mengetahui jumlah mikroba dalam makanan, dan bahwa Mie Mbah Lintang ini layak dan aman dikonsumsi,” jelasnya.

Sherina menambahkan, pengujian juga dilakukan dengan cara membandingkan Mie Mbah Lintang dengan mie biasa. Dari hasil pengujian didapatkan, mie tanpa menggunakan kulit kentang lebih tinggi mineral kalium, protein, rendah lemak, rendah kalori dan rendah karbohidrat.

“Kami berharap inovasi kami, Mie Bah Lintang menjadi solusi permasalahan sampah di Kota Yogyakarta, serta menjadi pilihan makanan sehat namun tetap terasa lebih gurih, kenyal dan harum dibanding dengan mie biasa,” paparnya.

Sedangkan juara kedua AIP diraih oleh SMPN 5 Yogyakarta dengan inovasi limbah kulit durian menjadi acne patch dan SMPN 1 Yogyakarta dengan inovasi fitoremediasi kandungan logam berat pada limbah industri batik tekstil. Siswa SMPN 1 Yogyakarta ini menggunakan tanaman apu-apu dan filtrasi dengan pasir kuarsa, batu zeolit, karbon aktif dan biji kelor (fibiolesi).

Pada tingkat SMA/sederajat, juara pertama diraih oleh SMAN 3 Yogyakarta dengan inovasi game monopoli sadar keselamatan. Sedangkan juara kedua diraih SMAN 1 Yogyakarta dengan inovasi I-Kiwae serta inovasi Bio Ink, tinta spidol dari bahan alami.

Plt Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kota Yogyakarta, Dedi Budiono, menyampaikan apresiasi dan rasa bangga terhadap para pelajar yang telah berhasil menciptakan inovasi-inovasi baru yang mampu menjadi solusi atas permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari.

“Ke depan, semoga tumbuh subur inovasi di Kota Yogyakarta dan bukan sekadar inovasi, namun mampu memperbaiki kualitas kehidupan kita,” tutupnya.

Read Next