Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Peneliti Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), Roselini Agustia Andini, tengah melakukan penelitian tentang penyamakan kulit yang ramah lingkungan dengan menggunakan Zirconium, yang dinilai lebih aman sekaligus mampu menghasilkan kulit berkualitas.
Dalam penelitiannya, Roselini memanfaatkan kulit domba sebagai bahan penyamakan dan menjadi pilihan karena sering digunakan untuk produk-produk industri, seperti jaket, tas, sepatu, hingga kerajinan tangan.
“Proses penyamakan kulit domba secara konvensional masih banyak bergantung pada krom, yang termasuk bahan berbahaya dan beracun (B3), sehingga menimbulkan masalah lingkungan serius. Oleh sebab itu, diperlukan alternatif penyamakan yang lebih ramah lingkungan,” terang Roselini dilansir Jumat (11/7/2025).
Dalam penelitian disertasi yang disampaikan di Sidang Tertutup Ujian Doktor, Roselini menyampaikan bahwa salah satu satu bahan penyamak potensial adalah Zirconium, yang dinilai lebih aman sekaligus mampu menghasilkan kulit berkualitas.
“Disertasi ini bertujuan mengevaluasi efektivitas penyamakan kulit domba menggunakan Zirconium tanpa krom, mengkaji penerapan teknik eco-print terhadap kualitas kulit, serta menentukan konsentrasi optimal finishing silikon untuk menghasilkan kulit waterproof yang tetap nyaman digunakan,” paparnya.
Tahap Penelitian
Di bawah bimbingan tim promotor yang terdiri dari Pertiwiningrum, Yuny Erwanto, dan Mohammad Zainal Abidin, penelitian dilakukan dalam tiga tahap utama dan semuanya berlangsung di Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik (BBKKP) Yogyakarta sejak Januari 2024.
Tahap satu penelitian dilakukan pada 15 lembar kulit domba yang disamak dengan lima perlakuan, yaitu krom 7,5 persen (kontrol) dan Zirconium pada konsentrasi 7,5 persen, 10 persen, 12,5 persen, dan 15 persen. Parameter yang diamati meliputi kekuatan tarik, kemuluran, kelemasan, ketebalan, kekuatan sobek, dan suhu kerut.
Pada tahap dua merupakan penerapan eco-print pada kulit yang telah disamak, menggunakan empat jenis bahan penyamak pada konsentrasi 15 persen: mimosa, krom, gambir, dan Zirconium.
“Pada tahap terakhir, kulit yang telah disamak dan diberi motif eco-print kemudian dilakukan finishing waterproof dengan proses peminyakan menggunakan silikon pada konsentrasi 4 persen, 6 persen, 8 persen, dan 10 persen,” ucapnya.
Dari penelitian ini terbukti bahwa Zirconium adalah alternatif penyamak yang efektif dan lebih ramah lingkungan dibandingkan krom, dengan keunggulan menghasilkan kulit domba yang kuat, elastis, dan tahan panas.
Teknik eco-print memberikan nilai estetika tambahan pada kulit tanpa mengorbankan kualitas fisik, sementara finishing silikon terbukti efektif meningkatkan sifat waterproof kulit, asalkan digunakan pada konsentrasi yang tepat.
“Kombinasi teknologi penyamakan Zirconium, penerapan eco-print, dan finishing silikon menjadi inovasi berkelanjutan yang berpotensi besar untuk diaplikasikan dalam industri penyamakan kulit domba di Indonesia,” tegas Roselini.