logo

Kampus

Penguatan Karakter Lokal Harus Dilakukan Sejak PAUD

Penguatan Karakter Lokal Harus Dilakukan Sejak PAUD
Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Erni Munastiwi usai menyampaikan orasi ilmiah berjudul 'Model Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada Abad XXI dalam Perspektif Keindonesiaan', Senin (5/12/2022). (EDUWARA/Dok. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Setyono, Kampus06 Desember, 2022 00:00 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Erni Munastiwi mengatakan dalam sistem Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) penguatan karakter lokal sangat penting. Karena itu, sudah saatnya sistem pendidikan Indonesia mengintegrasikan nilai-nilai sosio-kultural untuk menguatkan karakter lokal.

Lewat riset yang kemudian dipaparkan dalam orasi ilmiah berjudul 'Model Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada Abad XXI dalam Perspektif Keindonesiaan', Senin (5/12/2022), Erni menyampaikan seiring dengan perkembangan zaman, penyesuaian tata kelola dibutuhkan dalam praktik pendidikan anak usia dini.

"Penyesuaian tersebut dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul di berbagai aspek kehidupan. Seperti perubahan model, tujuan dan luaran pendidikan, perubahan kondisi bentang alam, serta kondisi sosial dan budaya," jelasnya.

Menurutnya, dalam model pendidikan yang modern dibutuhkan dan harus mempertimbangkan karakter khas Indonesia dengan kebhinekaannya sejak di pendidikan usia dini.

Konsep ini sebagai jawaban dari sistem pendidikan yang responsif dan adaptif pada abad XXI. Pasalnya sekarang ini, di tengah ancaman globalisasi, sektor pendidikan, khususnya PAUD, perlu dikelola sebaik mungkin, secara efektif dan efisien.

"Ini bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkompetensi global, namun berkarakter lokal yang kuat. Kebhinekaan perlu ditonjolkan dalam praktik pendidikan di Indonesia sehingga perlu dipertahankan keberlanjutannya," lanjutnya.

Pengajaran penguatan bahasa daerah, selain bahasa nasional dalam kegiatan PAUD perlu dipertahankan dan dikenalkan karena itu merupakan bagian dari kehidupan sosial.

Fleksibel

Erni juga menegaskan pengorganisasian pendidikan di tingkat PAUD tidak hanya bertumpu peran guru dan lembaga pendidikan. Tetapi membutuhkan keterlibatan berbagai pihak yang merupakan tanggung jawab pemangku kepentingan dalam praktik PAUD kaitannya dengan peran pendistribusian.

"Satuan PAUD juga memiliki tanggung jawab mempersiapkan lingkungan belajar dan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang perkembangan anak serta mempersiapkan staf yang berkompeten," terangnya.

Sebagai guru besar, Erni melihat seiring perkembangan globalisasi, anak secara otomatis menjadi bagian dari warga dunia. Maka perlu dihadirkan kesadaran baru terkait globalisasi, yang telah menjadikan seluruh manusia, tidak terkecuali anak usia dini, semua terhubung dengan teknologi.

"Oleh karena itu pendidikan juga harus fleksibel. Pada era globalisasi, kurikulum pendidikan harus siap akan perubahan, serta sarat akan kemungkinan dalam hal desain, penyampaian dan luaran," jelasnya.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Al Makin sepakat dengan pemikiran Erni yang baru saja ditetapkan sebagai Guru Besar oleh Kemendikbudristek. Menurutnya, pendidikan hendaknya menekankan kemandirian.

"Siap belajar di mana saja, kapan saja, dan tidak pernah berhenti belajar. Pendidikan yang menekankan kemandirian menitikberatkan pada keterampilan penyelesaian masalah (problem solving) dan konsep belajar untuk belajar," katanya.

Read Next