Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), anggota Komisi I sekaligus Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Sukamta menegaskan perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai salah satu garda terdepan soft diplomacy atau diplomasi soft power.
Dalam diskusi ‘Diplomasi Parlemen: Menjembatani Kepentingan Nasional dan Memperkuat Peran Indonesia di Kancah Global’, Selasa (30/1/2024), Sukamta bertukar pikiran dengan civitas academica terkait konsep total diplomacy.
“Termasuk melalui penguatan diplomasi parlemen yang difungsikan oleh DPR dan mengintensifkan soft diplomacy, salah satunya oleh perguruan tinggi,” jelasnya.
Dengan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi negara-negara dan dikenal dengan istilah perfectstorms, tantangan secara global ini bersifat kontemporer dan belum pernah terjadi sebelumnya, saling terhubung serta tidak terbatas oleh wilayah.
Perlunya penguatan dalam peran Indonesia melalui total diplomacy di kancah global semakin dirasa penting dan dibahas dalam kunjungan DPR RI ke UMY.
“Perguruan tinggi seperti UMY yang mempunyai banyak mahasiswa internasional berposisi strategis dalam mengenalkan Indonesia kepada masyarakat dunia,” jelasnya.
Menurut Sukamta, partisipasi perguruan tinggi dalam berinteraksi secara global di bidang pendidikan dapat menjadi penguatan soft diplomacy Indonesia dengan pertukaran budaya dan pengembangan penelitian yang digawangi oleh dosen dan mahasiswa.
Adanya diplomasi parlemen pun menjadi respon atas dinamika yang terjadi dalam skala global, di mana DPR RI juga berfungsi untuk mendukung upaya pemerintah dalam melaksanakan politik luar negeri dari segi parlementer.
Sukamta juga menjelaskan BKSAP dibentuk sebagai alat kelengkapan DPR RI untuk menerjemahkan tugas tersebut. BKSAP menjadi titik vokal dari diplomasi parlemen yang memiliki fungsi setara dengan komisi lain di DPR RI.
“Ada tiga lingkup kerja yang dimiliki BKSAP, yaitu diplomasi di tingkat bilateral, regional dan internasional. Selain aktif terlibat di forum internasional, Indonesia juga tercatat mengikuti forum diplomasi terkait dengan isu-isu strategis, seperti mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta percepatan pembangunan berkelanjutan,” imbuhnya.
Diplomasi parlemen dan diplomasi soft power menjadi dua aspek yang tidak dapat dipisahkan dari total diplomacy, di mana Sukamta juga berharap diplomasi soft power dapat dioptimalkan dalam berbagai bidang pembangunan.
Melalui diplomasi softpower, Indonesia dapat melakukan upaya diplomasi dengan instrumen yang lebih fleksibel, termasuk melalui pendidikan dan kebudayaan.