Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Pengembangan program Desa Cerdas yang dijalankan di Desa Argosari, Sedayu, Bantul, yang digagas Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (BEM FKIP), Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) berhasil meraih dana hibah Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Melalui paparan dalam sub proposal berjudul 'Pengembangan Klinik Literasi Desa Argosari Komdasif.co untuk Mewujudkan Masyarakat Inklusif yang Mandiri Unggul dan Sejahtera’, BEM FKIP UMBY ingin mengembangkan Desa Argosari agar mampu menerima berbagai keberagaman dan perbedaan serta mengakomodasi seluruh masyarakat di desa tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, dan latar belakang yang berbeda.
"PPK Ormawa merupakan serangkaian proses pembinaan ormawa oleh perguruan tinggi yang diimplementasikan dalam program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat," kata dosen pembimbing, Nafida Hetty Marhaeni, Jumat (4/8/2023).
Melalui satu skema di PPK Ormawa yaitu Desa Cerdas, BEM FKIP UMBY menyusun sub proposal untuk dapat mengembangkan lima klinik literasi Komdasif.co di Desa Argosari agar dapat mengakomodasi masyarakat inklusif di sana dan meningkatkan perekonomian melalui pendekatan enam kegiatan literasi yaitu literasi baca tulis, literasi sains, literasi budaya dan kewarganegaraan, literasi finansial, literasi digital, dan literasi numerasi.
Temu Inklusi
Sebagai upaya menambah pemahaman dan pengetahuan tentang inklusivitas, BEM FKIP UMBY yang diwakili salah satu anggota pelaksana Margaret V Chelly Weroh dari Prodi Pendidikan Matematika, mengikuti kegiatan rutin tentang inklusifitas yaitu Temu Inklusi #5 pada 31 Juli hingga 2 Agustus 2023 di Situbondo, Jawa Timur.
"Temu Inklusi merupakan ruang untuk saling bersilaturahmi dan berbagi gagasan," lanjut Nafida.
Kegiatan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafii'yah Sukorejo dibuka langsung Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Program-program yang ada di kegiatan ini sangat beragam dan menarik di antaranya live in, sarasehan, seminar nasional, refleksi gerakan difabel, diskusi tematik, pameran dan bazar, malam seni dan budaya, permainan inklusi, senam inklusi, dan wisata religi.
Menurut Margaret, melalui Temu Inklusi dirinya memperoleh pengalaman langsung dengan penyandang disabilitas dan bisa berinteraksi dengan benar, mengikuti serangkaian kegiatan seminar dan diskusi tematik yang beragam.
"Pengalaman pertama bagi saya mengikuti Temu Inklusi. Dan, inklusi ini memberi kepastian, bukan hanya perhatian. Ribuan santri yang mendukung megahnya acara tersebut," ujar Nafida.
Tim pelaksana PPK Ormawa, menyambut baik keikutsertaan mereka dalam acara Temu Inklusi ini dan menambah wawasan tentang inklusi dan mitra-mitra yang dapat menjadi kerja sama untuk kesuksesan pelaksanaan kegiatan yang mengangkat tema masyarakat inklusi.
Nantinya, kegiatan itu akan dikolaborasikan dengan berbagai program yang diluncurkan oleh Sasana Inklusi & Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia, Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (YAKKUM), dan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA).