logo

Kampus

Sembilan Tahun, Fakultas Pertanian UGM Hasilkan 112 Riset Terapan

Sembilan Tahun, Fakultas Pertanian UGM Hasilkan 112 Riset Terapan
Ilustrasi. Sembilan Tahun, Fakultas Pertanian UGM Hasilkan 112 Riset Terapan (UGM)
Setyono, Kampus11 Agustus, 2022 16:08 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Dalam rentang sembilan tahun, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Daerah Istimewa Yogyakarta menghasilkan 112 penelitian terapan.

"Sejak 2013-2022 yang terdiri dari 95 Penelitian dari UGM dan 17 penelitian berkolaborasi dengan perguruan tinggi lain. Bahkan penelitian tersebut  diwujudkan dalam bentuk 55 Penelitian S1, 37 Penelitian S2, 2 Penelitian S3, dan dan lebih dari 20 publikasi di jurnal nasional dan internasional," kata Dekan Fakultas Pertanian UGM Jaka Widada, Kamis (11/8/2022).

Dalam paparannya, Jaka menyebutkan riset terapan itu meliputi berbagai bidang, mulai dari pengendalian erosi, sedimentasi, pedogonesis, geoinformatika, biomassa dan cadangan karbon, agroforestry, perubahan iklim, hingga pengelolaan sumber daya Lingkungan dalam peningkatan produktivitas lahan pertanian.

Penerapan hasil-hasil penelitian ilmiah itu telah dikombinasi dengan hasil kaji tindak (action research) yang telah menyentuh tataran kelompok masyarakat g berupa pembinaan kegiatan konservatif-produktif skala rumah tangga.

"Kaji tindak yang telah dikembangkan untuk tujuan pengurangan risiko bencana kekeringan, erosi, dan tanah longsor," lanjut Jaka.

Beberapa penelitian tersebut juga digunakan untuk program pengendalian limpasan air hujan kawasan pemukiman dan lahan pertanian di zona bentang lahan transisi Gunung api kuarter Sumbing dan Gunung api Kuarter Sumbing dan Gunung Tersier Kulon Progo, Magelang, Jawa Tengah.

Kepala Pusat Studi Pengelolaan Sumber Daya Lahan UGM Junun Sartohadi mengatakan penelitian terapan yang dilakukan Fakultas Pertanian bersifat multi dan transdisiplin keilmuan diharapkan dapat berlanjut menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat diterapkan dalam skala luas.

Penelitian yang awalnya bersifat akademik dan berjangka panjang diharapkan berujung pada terapan praktis operasional hingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pertanian.

"Nuansa terapan yang semula bersifat penciptaan konsep perencanaan pembangunan berlanjut ke tataran aktivitas masyarakat. Dengan demikian, semua tingkatan dapat merasakan manfaatnya termasuk meningkatnya kesejahteraan dan penghidupan masyarakat yang terwujud karena dukungan lingkungan yang tangguh menghadapi ancaman bencana," paparnya.

Menurutnya, penelitian-penelitian semacam ini harus tetap berlangsung untuk menghasilkan temuan-temuan baik yang sifatnya baru maupun penyempurnaan dari sebelumnya.

"Penerapan hasil  temuan yang telah dilakukan baik di tingkat nasional dan regional hingga masyarakat di tingkat lokal akan menghasilkan masukan berupa ide penelitian-penelitian baru yang tanpa putus," pungkasnya.

Read Next