logo

Art

Teater UMM Raih Medali Emas Lomba Monolog Nasional

Teater UMM Raih Medali Emas Lomba Monolog Nasional
Iqbal Wiharto, mahasiswa Hubungan Internasional (HI) dalam pentas monolog di ajang Pekan Seni Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PSM – PTMA), di Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), pertengahan Desember lalu. (EDUWARA/UMM)
Fathul Muin, Art28 Desember, 2021 22:00 WIB

Eduwara.com, MALANG — Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih medali emas kategori teater monolog dengan membawakan lakon 'Cahaya dan Sampah' karya Emha Ainun Nadjib di ajang Pekan Seni Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PSM – PTMA).

Rofilah Dyah Arisa selaku sutradara lakon 'Cahaya dan Sampah' karya Emha Ainun Nadjib, menjelaskan teater monolog hanya dilakukan oleh satu pemain saja. Biasanya, teater ini dilakukan sebagai latihan pendalaman tokoh.

"Tetapi seiring perkembangan zaman, teater model monolog sudah menjadi bidang sendiri di dunia teater," katanya, Selasa (28/12/2021). 

Teater monolog kini menjadi bidang tersendiri. Apalagi melihat semakin banyaknya peminat dan juga kebutuhan pendalaman tokoh dalam dunia sinematografi.

'Cahaya dan Sampah' karya Emha Ainun Nadjib menjadi naskah yang digunakan dalam perlombaan tersebut. Adapun tokoh teater diperankan oleh Muhammad Iqbal Wiharto, mahasiswa Hubungan Internasional (HI) UMM.

Iqbal berkesempatan memerankan orang sangat tua. Dalam penampilan monolog tersebut, mereka berdua berupaya membawakan sebuah pesan instropeksi diri dari sifat dan perilaku sampah manusia dari dulu hingga saat ini.

Rofilah, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa mereka sempat mendapat kendala yaitu pemberitahuan lomba yang sangat mendadak dan persiapan yang tergolong sebentar.

Mereka hanya menyiapkan diri dan berlatih dalam rentang dua minggu saja. Namun hal ini malah menjadi tantangan tersendiri, mengingat normal waktu persiapan memakan waktu tiga bulan. UKM dan Lembaga Semi Otonom (LSO) di bidang teater UMM juga senantiasa bersemangat dan memanfaatkan waktu dalam memaksimalkan persiapan.

Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) ini menambahkan ada delapan LSO teater yang ikut membantu perlombaan kali ini. Adapun LSO teater tersebut tersebar di beberapa fakultas di Kampus Putih.

"Alhamdulillah kami tim teater UMM yang tergabung dari UKM dan LSO bisa memberikan hasil terbaik dalam kompetisi monolog ini," katanya bersyukur.

Dia berharap, penerus teater UMM bisa beradaptasi tidak hanya di dunia teater, namun juga bisa merambah ke dunia sinematografi, mengingat belakangan teater berangsur pindah ke sinematografi.

"Kami tentu berharap ke depannya bisa melakukan regenerasi yang baik serta menghasilkan penerus yang mampu beradaptasi seiring perkembangan zaman," ujarnya.

Read Next