logo

Kampus

Tentang PTM di PTS Yogyakarta, APTISI Lakukan Survei

Tentang PTM di PTS Yogyakarta, APTISI Lakukan Survei
Ketua Aptisi Wilayah V Yogyakarta, yang juga Rektor UII Fathul Wahid, Selasa (18/1/2022) mengatakan pihaknya sedang mensurvei tentang kesiapan PTS PTM. Hasil sementara survei mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 menyukai PTM Daring. (EDUWARA/Setyono)
Setyono, Kampus19 Januari, 2022 10:00 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sedang melakukan survei tentang kesiapan perguruan tinggi swasta (PTS) menggelar tatap muka.

Meski belum semuanya, hasil sementara survei Aptisi menggambarkan bahwa mahasiswa baru angkatan 2020 dan 2021 lebih menyukai PTM secara dalam jaringan (daring).

Hal ini ini diungkapkan Ketua Aptisi Wilayah V DIY Fathul Wahid usai jumpa pers tentang raihan akreditasi dan sertifikasi bagi enam prodi di Fakultas Matematika dan IPA (MIPA) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Selasa (18/1/2022).

"Survei menyasar 103 PTS di DIY dan pekan depan hasilnya akan kami rilis ke rekan-rekan media," kata Fathul di kampus UII.

Rektor UII ini juga mengatakan selain melihat kesiapan PTS mengelar PTM. Survei juga melihat pola kecenderungan skema perkuliahan yang diharapkan mahasiswa.

Meski belum final, hasil sementara survei menyatakan sebagian besar mahasiswa terutama angkatan 2020 dan 2021 menyukai pembelajaran daring.

"Ini disampaikan dengan pertimbangan masing-masing, namun sebagian besar menilai perkuliahan daring lebih fleksibel dan selama ini berjalan baik-baik saja," lanjutnya.

Tentang kemungkinan PTM daring disukai oleh mahasiswa PTS kecil atau besar, Fathul menjelaskan hal itu tidak bisa dipukul rata. Semua tergantung dari fakultasnya.

Dirinya mencontohkan untuk fakultas kesehatan prodi keperawatan lebih suka pembelajaran luar jaringan (luring) karena adanya keterampilan motorik.

Fathul mengatakan bahwa Maret nanti UII Yogyakarta akan menyelenggarakan PTM bauran (daring dan luring). Angkatan 2020 dan 2021 mendapatkan prioritas pembelajaran tatap muka.

Hasil survei internal, 60 persen mahasiswa di seluruh program studi menghendaki perkuliahan tatap muka. Tidak hanya itu, survei 6.000 mahasiswa, seharusnya 28.000 mengatakan 90 persen sudah divaksin dua kali.

"Kami pastikan syarat untuk luring nantinya terpenuhi dengan baik oleh mahasiswa dan kampus memastikan penerapan prokes ketat. Ini memang uji coba plus uji nyali," jelasnya.

Kegiatan Belajar Mengajar

Sementara Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memastikan pada Februari 2022 UGM mulai menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan skema bauran. KBM Bauran diprioritaskan bagi mahasiswa angkatan 2020, angkatan 2021 dan mahasiswa yang membutuhkan praktikum, penelitian, pengabdian masyarakat, dan penyelesaian tugas akhir.

"UGM menyelenggarakan KBM Bauran yang di dalamnya dimungkinkan penerapan PTM 100 persen. Sistem ini akan mulai diimplementasikan semester genap tahun akademik 2021/2022 dan dapat dilanjutkan pada semester berikutnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan," terang Kepala Pusat Inovasi Kebijakan Akademik (PIKA) UGM, Hatma Suryatmojo, Senin (17/1).

Read Next