logo

Kampus

Kurangi Kecanduan Gawai, Mahasiswa UNY Kombinasikan Permainan Tradisional dengan Pelatihan Kognisi

Kurangi Kecanduan Gawai, Mahasiswa UNY Kombinasikan Permainan Tradisional dengan Pelatihan Kognisi
Alat permainan cinaboy (eduwara/Setyono)
Setyono, Kampus18 Januari, 2022 10:50 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Sebagai upaya mengurangi mengurangi kecanduan gawai pada anak-anak yang cenderung meningkat di masa pandemi Covid-19, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengenalkan permainan tradisional yang diintegrasikan dengan metode PIPATIC.

Permainan tradisional yang dikembangkan yaitu Cinaboy-Sulamanda oleh lima mahasiswa yaitu Dwi Agnes Setianingrum, Dian Anggraini dan Akhip Nugroho prodi pendidikan IPA, Furi Ningsih Sri Sukowati prodi pendidikan fisika serta Aerafatma Ahyaun Nisa prodi PGSD.

"Permainan tradisional memiliki ciri khas dan keunikannya tersendiri, begitu pula dengan penanaman nilai karakter di dalamnya. Di dalam setiap permainan tradisional terdapat nilai karakter yang muncul,"kata Dwi Agnes Setianingrum, Senin (17/1/2022).

Dengan bermain, anak-anak mampu memaksimalkan waktu luang dengan aktivitas yang bermanfaat dapat menjadi solusi menghindari adiksi gawai.

Dipilihnya Cinaboy atau boy-boyan menurut Agnes karena permainan tradisional ini dinilai mampu memberikan pengembangan karakter luhur bangsa, seperti kerjasama, kreatif, dan komunikatif, sedangkan Sulamanda mampu meningkatkan kemampuan komunikasi, kemampuan menyusun strategi yang baik, melepaskan emosi anak, dan melatih anak belajar berkelompok.

Dian Anggraini menambahkan, metode PIPATIC yang memakai konsep pelatihan sebagai metode pelaksanaan digunakan untuk menangani permasalahan perilaku dan kognisi agar sesuai dengan apa yang diinginkan.

PIPATIC yang terdiri dari empat fase yaitu motivasi, permainan yang mendidik, terapi personal dan regulasi diri. Pelatihan dapat dilakukan pada anak usia sekolah karena anak usia sekolah sudah mulai bisa berpikir kritis dan logis, serta mulai mengembangkan strategi pemecahan masalah.

"Pelatihan yang akan dilakukan membantu anak membentuk perspektif dan perilaku anak serta menangani terjadinya ketergantungan gawai sejak dini pada anak usia sekolah" papar Dian.

Akhip Nugroho menjelaskan dalam materi pelatihan yang diberikan pada siswa diantaranya bahaya bermain gawai secara berlebihan, pengenalan permainan tradisional, pengenalan permainan cinaboy dan sulamanda sekaligus nilai pendidikan karakternya dan diskusi kelompok.

alat permainan sulamanda. (eduwara/Setyono)

Menurutnya cinaboy memadukan kerja motorik anak dan mengasah kemampuan membuat strategi tim. Permainan ini terdiri dari lima hingga sepuluh pemain yang dibagi menjadi dua kelompok dan dilakukan di pelataran yang cukup luas.

"Karakter yang didapat dari permainan ini adalah rasa ingin tahu, kerjasama dengan rekan, demokratis, tanggung jawab, disiplin, cinta damai, kreatif, ketekunan, komunikatif," ungkapnya.

Adapun, sulamanda dapat melatih kemampuan anak menggerakkan tubuh, kelincahan anak dalam permainan, meningkatkan kemampuan komunikasi, kemampuan menyusun strategi yang baik, melepaskan emosi anak, dan melatih anak belajar dalam kelompok.

Read Next