logo

Kampus

Terakreditasi LAM, Prodi Arsitektur UII Naik Level

Terakreditasi LAM, Prodi Arsitektur UII Naik Level
Rektor UII Yogyakarta, Fathul Wahid saat menerima sertifikas akreditasi dari perwakilan LAM, Rabu (17/5/2023) untuk Prodi Arsitektu, FTSP. Akreditasi ini menmpatkan Prodi Arsitektur selevel denga perguruan dan lulusan dari negera-negara persemakmuran. (Eduwara/K. Setyono )
Setyono, Kampus17 Mei, 2023 17:53 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Program studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menjadi yang pertama menerima akreditasi dari Lembaga Arkitek Malaysia (LAM). Ini menaikkan level UII jadi setara dengan berbagai perguruan di negara-negara persemakmuran.

Pemberian sertifikat terakreditasi ini berbarengan dengan pengukuhan dua guru besar arsitektur, Suparwoko sebagai guru besar sains bangunan dan Sugini sebagai guru besar ilmu rancang kota, Rabu (17/5/2023).

Ketua Jurusan Arsitek FTSP UII Ar Noor Cholis Idham, menjelaskan akreditasi yang diterima adalah LAM Part 1 dan LAM Part 2.

"Kedua sertifikasi akreditasi LAM adalah capaian penyempurnaan Arsitektur UII. Sebelumnya kami dua kali berturut-turut akreditasi internasional dari Korea Architectural Accrediting Board (KAAB) sejak 2017, di mana yang terakhir adalah level teringgi akreditasi penuh enam tahun (2020-2026)," jelasnya.

Dijelaskannya, akreditasi LAM Part 1 untuk Program Studi Sarjana Arsitektur (S.Ars/B.Arch) dan LAM Part 2 untuk Program Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr/Ar) dan sekaligus Program Magister Arsitektur (M.Ars/M.Arch) untuk kurun waktu 2022-2027.

"Kami adalah yang pertama dari PTS yang mencapai akreditasi dari LAM dan satu-satunya PTS di luar negara-negara persemakmuran (commonwealth)," lanjut Cholis.

Raihan akreditas LAM yang diurus sejak empat tahu ini menjadikan ketiga Prodi di Jurusan Arsitektur UII kesemuanya telah mendapatkan pengakuan internasional.

LAM sendiri merupakan adalah lembaga sertifikasi pendidikan arsitektur internasional yang berbasis di Malaysia. Lembaga ini mengadopsi sistem The Royal Institute of British Architects (RIBA).

Lembaga ini telah banyak melakukan validasi di banyak negara termasuk di Eropa dan Australia. Dengan demikian, Arsitektur UII kini telah lengkap diakui kualitasnya oleh KAAB di bawah Canberra Accord dan juga LAM yang setara dengan RIBA.

Rektor UII Fathul Wahid menyatakan tercapainya akreditasi ini menjadi bukti pengakua pendidikan arsitektur di UII berkualitas global, dimana  semua lulusannya diakui secara internasional sehingga tidak akan mengalami hambatan di manapun berkarier.

"Mahasiswa asing dari luar negeri, termasuk negara persemakmuran the Commonwealth bisa belajar
arsitektur di UII. Ini menjadikan UII sekarang selevel dengan peguruan-perguruan tinggi di negara persemakmuran," jelasnya.

Fathul mengharapkan, capaian ini menjadikan alumni UII, khususnya arsitektur semuanya  berkontribusi lebih luas lagi tidak hanya di Indonesia tapi juga di mancanegara.

Terkait dengan guru besar arsitektur Suparwoko dan Sugini, Fathul menjelaskan ini menjadika total guru besar yang dimiliki UII menjadi 28. Keduanya mejadikan guru besar di prodi arsitektur menjadi tiga.

Khusus kepada Sugini, Fathul menyebut beliau adalah perempuan ke lima di UII yang berhasil meraih gelar guru besar dan perempuan pertama di prodi arsitektur.

Dekan FTSP Ilya Fadjar Maharika mengatakan Arsitektur UII mendapatkan amanah untuk menjadi bagian dari Kelompok Kerja (Pokja) dalam menyusun lembaga akreditasi arsitektur Indonesia yang kedepan bisa dikembangakan menjadi Lembaga Arsitektur Mandiri.

"Jadi saat ini menjadi sangat penting akreditasi itu bukan hanya sekedar untuk melegitimasi sebuah atau melabeli kualitas pendidikan. Tapi menjadi status yang memastikan mobilitas antar negara itu bisa terjadi dengan saling memahami dan menyetarakan, proses inilah yang menjadi sangat penting sehingga di bidang profesional yang spesifik seperti arsitektur itu menjadi sangat penting untuk ada lembaga akreditasi yang juga spesifik," kata Ilya.  

Kini Arsitektur UII menjalankan pendidikan arsitektur dengan opsi: Program sarjana 4 tahun reguler dan internasional (IP) untuk S.Ars/B.Arch, Program profesi tahun ke-5 (PPAr/Ar), Program arsitek penuh 4+1 tahun (S.Ars+Ar), Program Magister (M.Ars), Program Fast track PPAr+M.Ars (Ar+M.Ars), serta Program Double Degree Master (M.Arch+MLA) yang bekerjasama dengan Master of Landscape of Architecture TU Anhalt Germany.

Read Next