logo

Kampus

Tumbuhkan Cinta Budaya, UMM Gelar UMM Championship Tari Tradisional

Tumbuhkan Cinta Budaya, UMM Gelar UMM Championship Tari Tradisional
Salah satu penampilan peserta dalam ajang UMM Championship Tari Tradisional secara daring, Minggu (21/11/2021). ((EDUWARA/UMM))
Fathul Muin, Kampus23 November, 2021 20:23 WIB

Eduwara.com, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar UMM Championship Tari Tradisional 2021 nasional secara daring, Minggu (21/11/2021) untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak muda pada budaya Indonesia.

Ketua Pelaksana Lomba Tari, Sadida Faza Nur Syari'ah, mengatakan ada lebih dari 20 tim yang turut serta untuk bersaing mendapatkan juara. Usai mendaftarkan tim, para peserta diminta menyusun video dan mengunggahnya di website agar nanti bisa segera dilakukan penilaian.

"Para peserta tidak hanya berasal dari universitas di pulau Jawa saja, ada juga yang berasal dari Sumatera bahkan Kalimantan. Ketika proses penjurian, mereka juga diundang hadir untuk mendengarkan komentar dan melihat sistem penilaian sehingga bisa transparan," katanya, Selasa (23/11/2021).

Dia menuturkan, kompetisi ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan para anak muda akan budaya Indonesia, khususnya tari, selain menjadi wadah bagi para peserta yang ingin mengembangkan minat, bakat serta karya meskipun masih di tengah pandemi. 

Ihwal penilaian, kata dia, ada lima kriteria utama yang dinilai, yakni wiraga yaitu penilaian berdasarkan harmoni dan kreativitas gerak, pengembangan pola lantai dan juga penampilan gerak penari.

Selanjutnya, wirama yang melihat bagaimana ketepatan antara gerak dan musik. Wirasa yang menilai keselarasan gerak tari, penjiwaan, penghayatan, dan ekspresi gerak dalam tari.

"Adapula wirupa yang memperhatikan tata rias dan tata busana. Kemudian yang terakhir adalah kreativitas video. Para juri memberikan nilai terkait bagaimana teknik pengambilan video teaser serta proses editing," ucapnya.

Sadilah, yang tercatat sebagai mahasiswa Prodi Sosiologi UMM, menuturkan tidak ada batasan atau syarat khusus bagi para peserta untuk menampilkan jenis tarian. Panitia membolehkan semua tari selama masih berada dalam wilayah tari tradisional. Para peserta juga diberikan kebebasan dalam berimprovisasi untuk memberikan keunikan tersendiri.

Sasa, panggilan akrab Sadilah, berharap kompetisi tidak hanya dinilai sebagai ajang bersaing, tapi juga gelaran silaturahmi antar universitas agar bisa mengenal satu dengan lainnya.

Dia berharap, budaya tari tradisional semakin dicintai, utamanya bagi para anak muda yang akan mengemban kepemimpinan di masa depan. 

"Tentu, melestarikan budaya adalah tugas kita para pemuda. Bisa dimulai dengan mencintai tari-tari tradisional atau bahkan juga memperagakannya," pungkasnya. 

Read Next