logo

Kampus

UKDW Ajak Peserta GlobEEs Mengasah Kepekaan Terhadap Pelaksanaan SDGs

UKDW Ajak Peserta GlobEEs Mengasah Kepekaan Terhadap Pelaksanaan SDGs
Peserta program Global Education Experiences (GlobEEs) 2024 diajak untuk mengenal budaya Jawa dengan mengikuti workshop gamelan. Program GlobEEs 2024 berfokus pada kegiatan yang memungkinkan peserta untuk mengalami pendidikan dan budaya di negara dan kampus yang berbeda. (EDUWARA/Dok. UKDW)
Redaksi, Kampus15 Juli, 2024 20:21 WIB

Eduwara.com, JOGJA -- Dalam rangka memberikan pengalaman internasional bagi para mahasiswa, Biro Kerja Sama dan Relasi Publik (Biro 4) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan program yang bertajuk Global Education Experiences (GlobEEs) 2024. 

Sebanyak 21 mahasiswa dari tiga universitas mengikuti kegiatan yang berlangsung dari 8-19 Juli 2024. Ketiga universitas yang berperan dalam program ini adalah UKDW Yogyakarta, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, dan Chang Jung Christian University (CJCU) Taiwan.

Menurut Kepala Biro Kerja Sama dan Relasi Publik UKDW Yogyakarta, Lucia Dwi Krisnawati, program GlobEEs 2024 berfokus pada kegiatan yang memungkinkan peserta untuk mengalami pendidikan dan budaya di negara dan kampus yang berbeda. Di mana kegiatan GlobEEs yang diampu UKDW diseralaskan dengan jiwa UKDW yang inklusif dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Program GlobEEs merupakan agenda tahunan dan diselenggarakan secara bergantian antara Indonesia dan Taiwan sebagai tuan rumahnya. Tahun ini, program tersebut dilaksanakan di Indonesia, di mana UKDW dan UKSW menjadi tuan rumah. 

Selama di Yogyakarta, dari 8-12 Juli 2024, peserta GlobEEs diajak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan SDGs 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), SDGs 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), SDGs 10 (Berkurangnya Kesenjangan), dan SDGs 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh).

“Peserta GlobEEs kami ajak untuk melakukan kegiatan bersama dengan mitra UKDW yang fokus pada program inklusivitas dan pemberdayaan perempuan seperti Yayasan Indonesia Down Syndrome Insani (YIDSI), Pusat Rehabilitasi YAKKUM, dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Ngestiharjo,” jelas Lucia. 

Selain itu, para peserta juga diajak untuk mengenal budaya Jawa dengan mengikuti workshop angklung dan gamelan, serta mengunjungi MuseumKu Gerabah yang terletak di Desa Wisata Kasongan, yang terkenal dengan sentra kerajinan gerabah yang sudah tembus di pasar internasional.

Setelah mengikuti serangkaian program di Yogyakarta, peserta GlobEEs beranjak untuk mengikuti kegiatan di Salatiga dan melanjutkan aktivitas di Solo dan Jawa Timur. 

Program ini merupakan sarana bagi mahasiswa untuk mengalami secara langsung pendidikan dan budaya negara lain. Di mana memberi kesempatan peserta untuk terlibat dalam lingkungan belajar yang multi-kultur, mengasah kepekaan dan membangun kesadaran mahasiswa terhadap pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan (SGDs) di Indonesia dan Taiwan, serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris peserta. (*)

Read Next